“Jika engkau memutuskan untuk mencintai orang lain, maka engkau harus segera membuat rencana untuk memberi!”
Ungkapan
di atas akan lebih seru bila dikonfrontasikan dengan pertanyaan,
“lebih enak mana, dicintai atau mencintai?”. Pertanyaan ini sederhana,
hanya memilih antara dicintai atau mencintai. Menjadi hal yang
mengenakkan bila seseorang itu bisa selalu mencintai
sekaligus dicintai. Kesempatan untuk selalu mencintai sekaligus
dicintai hanya ada di cerita-cerita fiktif seperti serial FTV, film
cinta, ataupun novel remaja.
Mengapa aku berani berkata
kalau hanya fiktif, kita lihat kenyataannya di dunia ini. Ternyata
ketimpangan, ketidak adilan, diskriminasi, dan kesenjangan itu tidak
hanya ditemui di bidang hukum, ekonomi, maupun antropologi-sosiologi.
Namun juga terjadi di dunia percintaan. Lihat saja berapa orang yang
hancur, berapa orang yang terjun dari gedung tinggi, berapa orang yang
menenggak racun tikus, berapa orang yang menggantungkan diri pada
seutas tali, yang semua itu terjadi karena cinta.
Kasus
tersebut sering terjadi karena “cinta yang bertepuk sebelah tangan”.
Bertepuk sebelah tangan memiliki maksud bahwa dia hanya mencintai namun
tidak dicintai. Kenapa bisa terjadi? Melalui pepatah berikut orang
Arab berusaha untuk menjelaskannya “Kecintaanmu terhadap sesuatu akan
membuatmu buta dan tuli”.
Namun, di sisi orang dicintai biasanya
membahagiakan. Membahagiakan karena tanpa mengeluarkan banyak energi
seperti orang yang mencintai, dia (baca: yang dicintai) bisa
mendapatkan cinta dengan kadar yang “tumpeh-tumpeh”.
Namun
sebenarnya, ketika disuruh memilih salah satu antara dicintai atau
mencintai, lebih seru kalau mencintai. Orang yang dicintai cenderung
pasif, berbeda dengan keaktifan orang yang mencintai. Mencintai membuat
orang untuk selalu berfikir, selalu bergerak, dan selalu berusaha
untuk mendapatkan apa itu cinta yang sebenar-benarnya.
Secara
singkat dapat dikatakan bahwa mencintai itu lebih menantang! Tantangan
orang mencintai adalah nyawa taruhannya seperti sudah dijelaskan di
atas pada kasus-kasus cinta yang bertepuk sebelah tangan. Lelaki
cenderung menyukai tantangan. Mungkin ini menjadi salah satu penyebab
kenapa cowok lebih agresif untuk mendapatkan cinta dari seorang cewek.
Contoh
kongkritnyanya adalah ada lelaki yang banyak dikejar-kejar cewek,
namun menolak semua cewek yang menawarkannya cinta kemudian lebih
memilih untuk mengejar cewek lain yang hatinya belum jelas cenderung
pada cowok tersebut. Fenoma cowok lebih suka mengejar cewek lain dari
pada menerima cinta dari cewek yang mengejar dan yang sudah pasti
memberikannya cinta adalah karena pada umumnya cowok lebih suka pada
tantangan! Semakin banyak resiko yang harus dikorbankan, semakin besar
semangatnya untuk mendapatkan cinta dan perhatian dari cewek tersebut.
Ada
pemikiran yang harus ditekankan pada para lelaki yang menyukai
tantangan agar tidak termakan dan menjadi korban cinta seperti kasus
cinta yang bertepuk sebelah tangan seperti di atas. Lelaki harus
menekankan pemikirannya bahwa tidak bisa memaksa seorang wanita untuk
mencintainya seketika. Pada konteks ini, wanita menjadi pihak yang
dicintai, dan pria menjadi pihak yang mencintai. Pihak dicintai
memiliki hak untuk menerima. Sedangkan pria hanya bisa berusaha.
Wujud
usaha yang bisa dia lakukan agar si cewek mau menerima cintanya adalah
dengan memberi! Selanjutnya, Engkau tidak akan bisa memberi kalau
sebelumnya tidak memiliki. Kalau kau mau memberinya cinta maka kamu
harus memiliki cinta. Agar tidak gagal dalam perjuanganmu, maka kamu
harus mengumpulkan cinta sebanyak-banyaknya untuk dikorbankan. Tidak
ada perjuangan tanpa pengorbanan. Jadi ketika cintamu ditolak, kamu
masih memiliki banyak cadangan cinta untuk diberikan kembali.
Selain
itu, lihatlah dan rasakan kembali apakah cintamu ini cocok untuknya.
Perumpaannya seperti ini, cinta adalah ketika seorang istri membuatkan
secangkir kopi yang panas untuk suaminya, lalu sebelum dihidangkan dia
ambil sendok dan mencicipinya sedikit untuk memastikan apakah kopi
tersebut terlalu panas atau tudak dan terlalu manis atau tidak.
Pada
akhirnya, ketika sudah mengetahui apa itu memberi, memiliki, mencicipi
cinta yang pantas diberikan, Maka kita akan berkata “Inilah cinta,
cinta yang tidak rumit seperti yang dirasakan”.
Kesimpulannya
adalah dimensimu hanyalah berusaha untuk mencintai. Pada akhirnya
nanti, kamu dicintai atau tidak serahkan saja hasilnya pada Dzat yang
membolak-balikkan hati!
Kesimpulan yang lain:
“kadang
seorang perempuan memasang dinding yang tinggi dan tebal, bukan untuk
menunjukkan dirinya angkuh, namun menunggu seorang pangeran hati untuk
membuka pintu hatinya dengan mengetok pintu dan mengucapkan salam
terlebih dahulu”.
“mencintai seseorang seperti menggapai bulan.
Kita tahu bahwa itu sulit, namun kita akan tetap berusaha untuk
menggapai bulan tersebut karena sulit bukan berarti tidak mungkin!”.
“hasil selalu seukuran dengan penderitaan dan kesabaran yang dilakukan untuk mendapatkan hasil tersebut”
...
Terima
kasih Tuhan atas hikmah yang kau berikan selama satu minggu ini.
Sungguh aku merasa seperti cuaca Kota Semarang satu minggu ini, lebih
banyak hujan dan gelap disertai dengan angin yang semuanya tidak
menentu. Dan aKhirnya aku semakin memahami makna kata muslim, yaitu
hamba yang berserah diri.
....
Comments
Post a Comment