Featured Post
- Get link
- X
- Other Apps
Artos, Musik, dan Tari Jaranan
Pengalaman yang tidak biasa. Baru kali ini aku ke Armada Town Square (Artos) dalam rangka mengantar murid. Muridku diberi kesempatan menampilkan tarian jaranan di sela-sela perlombaan Polisi Cilik (Polcil) Tingkat Kabupaten Magelang. Kesempatan ini diberikan atas undangan dari Babinkamtibmas Desa Borobudur yang pada event ini bertugas sebagai juri.
Pada event ini aku mendapat tugas dadakan. Selain menemani muridku yang menari, saya dimintai tolong oleh Bu Analis untuk menemani dirinya ke operator digital event polcil ini. Aku dan Bu Analis menyerahkan laptop yang berisi file suara iringan musik tari jaranan.
Bu Analis bercerita kepada saya mengapa yang diberikan adalah laptop, buka flashdisk atau media penyimpanan lain. Karena pernah suatu ketika dulu, kegiatan sempat "trouble" karena operator kesulitan mencari filenya bahkan pernah juga flashdisk tidak terdeteksi. Padahal acara sudah harus dimulai. Laptop ini diberikan ke operator agar kejadian-kejadian itu tidak terulang kembali.
Seksi acara memberitahu kami bahwa tari jaranan akan segera ditampilkan. Anak sudah bersiap di belakang panggung. Ibu Kepala SDN Borobudur 1 beserta guru pendamping yang lain juga sangat antusias memberikan kode kepada kami bahwa kami harus bersiap "menyetel" musik tari jaranan ini.
Namun kami tersadar, kapan sebenarnya kami harus memulai musik tari jaranan ini. Apakah seketika ketika anak-anak masuk, ataukah anak-anak masuk ke arena dulu baru kemudian musik dimaikan? Seketika itu juga saya merasa galau. Karena diantara kami berdua tidak ada yang pernah mendampingi anak-anak ini berlatih tari.
Kami akhirnya memutuskan agar mereka masuk ke arena dulu. Saya beri aba-aba kepada seksi acara polcil ini agar penari masuk ke arena. Tim penari sudah membentuk formasi sebagai pertanda bahwa mereka siap menari.
Kami mulai memainkan iringan musik tari jaranan. Namun tidak ada satu anak pun yang bergerak sebagai bentuk tanda-tanda bahwa mereka akan menari. Tiba-tiba Bu Analisi yang berada di depanku berkata ke operator musik untuk menghentikan musiknya dulu "Berhenti, pak, sekarang diulangi musiknya".
Ada jeda yang terasa cukup memakan waktu. Musik itu pun diulangi lagi. Dan betul, muridku yang menari langsung bergerak menari mengikuti alunan musik ini. Alhamdulillah penampilan ini berjalan lancar sampai akhir.
Tidak ada yang menyadari akan jeda yang cukup lama itu. Ibu Kepala juga merasa enjoy seolah tidak menyadari kalau ada sedikit jeda yang tidak perlu. Begitu pula dengan para penonton yang mungkin mengira kalau jeda itu bagian dari skenario.
Pelajaran yang berharga bagi kita adalah kita harus mengetahui seluk beluk tugas yang dipercayakan kepada kita. Pekerjaan sederhana seperti mengeplay musik seperti ini bisa berujung kegagalan kalau tidak tahu kapan musik harus dimainkan atau dihentikan. Sehingga kita perlu bertanya kepada murid yang menari kapan musik harus mulai dimainkan. Bahkan akan lebih valid lagi kalau mendampingi mereka latihan menari. Kita jadi tahu dan hafal "timing" yang tepat untuk memainkan musik.
Artos, 25 Maret 2018
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment