|
Proses pengecatan tenda |
Inilah kali pertama saya menyaksikan pesta siaga tingkat Kabupaten. Pertama kali pula melihat anak-anak menangis sesenggukan karena tidak berhasil meraih juara seperti yang mereka harapkan. Anak-anak yang menangis ini bukan siswa sekolahku. Namun siswa-siswi dari kontingen kecamatan lain. Ada juga ekspresi kekecewaan yang terlihat dari pelatih yang kontingennya tidak berhasil membawa pulang trophi juara.
Semua itu pemandangan baru bagiku. Penasaran juga bagaimana caranya membuat anak memiliki rasa penyesalan karena tidak mampu meraih juara. Ingin tahu juga bagaimana para pelatih menghibur mereka yang menangis karena tidak berhasil menjadi juara.
Selanjutnya saya akan menceritakan beberapa hal yang patut diingat. Juara umum pesta siaga tingkat Kabupaten Magelang tahun 2018 ini dimenangkan oleh kontingen dari Kwartir Ranting (Kwaran) Borobudur. Juara umum diperoleh dari total skor Barung putra ditambah Barung putri. Barung putra berasal dari SD Muhammadiyah Borobudur dan Barung Putri dipercayakan kepada siswi-siswi SDN Borobudur 1.
Kedua SD yang mewakili Kwarran Borobudur ini memiliki tempat spesial di hari saya. SDN Borobudur 1 spesial karena almamater saya, ditambah kini saya mengajar di SD ini. Sedangkan SDM Borobudur merupakan tempat saya bekerja dulu, ditambah saya memiliki kedekatan ideologis dengan SDM. Jadi saya sedikit tahu, cerita unik di balik kesuksesan kedua sekolah ini meraih juara di Pesta Siaga Kabupaten.
Cat dan Gapura
Keunikan pertama terjadi ketika pendirian tenda di Halaman Gedung DPRD Kabupaten Magelang. Hal ini saya ketahui ketika tiba-tiba pada hari Jumat siang (2/3/2018) saya diminta ibu kepala sekolah untuk membantu mempersiapkan tenda pesta siaga. Setelah saya dan teman-teman yang lain berhasil mendirikan tenda, kemudian pak Wik (Tenaga Kependidikan SDN Borobudur 1) mengambil dua tong cat tembok berwarna hijau.
Pak Wik mencampurnya dengan air yang diambil dari gelas air kemasan. Diaduknya cairan cat tembok ini. Dengan tenang ia memulai mengoleskan kuasnya di tenda yang telah berdiri. Mengecat tenda bukanlah hal yang lazim bagi kita. Terbukti banyak pegawai dinas ketika melihat aktivitas mengecat tenda ini selalu melihat dengan penuh penasaran. Walau tidak ada satupun orang yang melihat bertanya kepada kami mengapa tenda ini dicat.
Berdasarkan informasi dari Pak Freega, salah satu guru muda di SDN Borobudur 1, gagasan mengecat tenda ini berasal dari Pak Wik. Menurut saya pengecatan tenda ini sangat efektif. Mengingat terpal tenda terlihat sangat kotor karena berjamur. Kalau saja terpal ini dibersihkan, butuh beberapa hari. Begitu pula kalau dilaundry, biayanya tidaklah murah. Akhirnya dicat menggunakan cat tembok yang sedikit mahal. Agar catnya tidak mudah luntur terkena embun pagi atau air hujan. Hanya butuh waktu sekitar dua jam untuk mengecat seluruh bagian luar tenda. Solusi cerdas!
SDM Borobudur dalam mempersiapkan pesta siaga tingkat kabupaten memiliki keunikan tersendiri. Kalau keunikan SDN Borobudur 1 di pesta siaga ini terletak pada tendanya yang dicat, SDM Borobudur pada proses pembuatan gapuranya. Saya secara kebetulan mengikuti proses pembuatan ini. Tidak secara langsung memang. Hanya berasal cerita dari mulut ke mulut karena sering ikut nimbrung bersama pak ripto home-comp dan mas Fauzi, tenaga kependidikan SDM Borobudur.
Di suatu malam di akhir bulan Februari, Mas Fauzi bercerita bagaimana ia mencari solusi atas gapura yang akan digunakan di pesta siaga kali ini. Ia mengatakan kalau gapura pramuka yang dimiliki SDM Borobudur sudah rusak dan tidak mungkin digunakan. Selang beberapa hari, Mas Fauzi bercerita lagi kalau gapuranya akan meminjam dari MIN Tegalarum. Dengan konsekuensi gapura tersebut membutuhkan perbaikan sedikit.
Ketika bertemu mas Fauzi yang saat itu bersama pak Ripto, pihak SDM kesulitan dalam mencari tukang. Awalnya mau pinjam tukang. Tapi tidak jadi karena ada peristiwa yang tidak etis untuk diceritakan melalui tulisan ini. Sempat terjadi gelombang benturan tapi tidak berujung konflik berkepanjangan. Mengingat pihak SDM bersedia mencari tukang sendiri untuk memperbaiki gapura dan membuat pagar serta taman kecil yang akan dibuat di depan tenda.
Keunikan dalam proses pembuatan gapura, pagar dan taman pelengkap tenda ini menjadi keunikan tersendiri. Walau secara detail tidak bisa saya ceritakan. Catatan pentingnya adalah, proses pembuatan gapura ini menjadi sarana yang membuka kesadaran berbagai pihak. Terutama pihak-pihak yang menginginkan SDM semakin maju.
Selamat untuk Kwaran Borobudur yang berhasil membawa tiga piala di perhelatan pesta siaga tingkat Kabupaten Magelang tahun 2018 ini. Piala juara umum, juara 2 barung putra, dan juara 3 barung putri membuat keluarga besar pramuka Borobudur bangga. Lebih bangga lagi, kedua kontingen ini berhak maju ke pesta siaga tingkat eks-karesidenan Kedu. Rencananya tahun ini akan diselenggarakan di Kebumen pada 24 Maret 2018. Maju terus Kwaran Borobudur!
*Ditulis disaat sendirian menunggu tas kontingen SDN Borobudur 1, ketika semua mengikuti dan menyaksikan upacara penutupan pesta siaga.
Kota Mungkid, 3 Maret 2018
Comments
Post a Comment