1.
Waktu
Pelaksanaan dan Penyelenggara Kegiatan
a.
Waktu
dan Tempat
1)
Hari : Jumat s.d Sabtu
2)
Tanggal : 24 s.d 25 November 2017
3)
Pembukaan : Jumat, 24 November 2017 pukul 08.00
WIB
4)
Lama Kegiatan : 2 hari
5)
Tempat : Fave Hotel, Jl. Kusumanegara
No.91, Semaki, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
b.
Penyelenggara
Kegiatan
Workshop Membuat Bahan Belajar Berbasis TIK (Membatik)
diselenggarakan oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan
Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (PUSTEKKOM KEMENDIKBUD).
2.
Tujuan
dan Alasan Mengikuti Kegiatan
Tujuan yang hendak
dicapai dalam kegiatan ini adalah meningkatkan kompetensi guru agar mampu dan
mau membuat bahan belajar berbasis TIK.
3.
Penjelasan
Isi Kegiatan
Isi kegiatan Workshop
Membuat Bahan Belajar Berbasis TIK (Membatik) ini meliputi:
a. Kebijakan
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (PUSTEKKOM KEMENDIKBUD)
b. Prinsip
pembuatan bahan belajar
4.
Tindak
Lanjut
Guru setelah mengikuti
kegiatan ini telah melakukan tindak lanjut berupa:
a. Menerapkan
kebijakan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (PUSTEKKOM KEMENDIKBUD)
b. Menerapkan
Prinsip pembuatan bahan belajar
5.
Dampak
Dampak yang dicapai
melalui Workshop Membuat Bahan Belajar Berbasis TIK (Membatik) adalah sebagai
berikut:
a. Memahami
kebijakan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (PUSTEKKOM KEMENDIKBUD)
b. Siswa
lebih tertarik belajar setelah menggunakan bahan belajar berbasis TIK
LAMPIRAN
1. Makalah
(Materi) yang disajikan dalam kegiatan pertemuan
2. Matrik
ringkasan pelaksanaan pelatihan
3. Fotocopy
Surat Tugas
4.
Foto copy Sertifikat
Makalah (Materi) Yang Disajikan Dalam Kegiatan
Pertemuan
Dalam
mengembangkan bahan ajar tentu perlu memperhatikan prinsisp-prinsip
pembelajaran.Gafur (1994) menjelaskan bahwa beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran diantaranya
meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Ketiga penerapan
prinsip-prinsip tersebut dipaparkan sebagai berikut:
1. Relevansi: keterkaitan, ada kaitan;
Artinya ada
kaitan, hubungan, atau bahkan ada jaminan bahwa bahan ajar yang dipilih itu
menunjang tercapainya kompetensi yang dibelajarkan (KD, SK). Cara termudah
ialah dengan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai
siswa. Dengan prinsip dasar ini, guru akan mengetahui apakah materi yang hendak
diajarkan tersebut materi fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap atau
aspek psikomotorik sehingga pada gilirannya guru terhindar dari kesalahan
pemilihan jenis materi yang tidak relevan dengan pencapaian SK dan KD.
Contoh:
KD 1.1 SMP Kelas
IX Mengidentifikasi bangun-bangun yang sama dan sebangun (kongruen), maka
pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya “Syarat dua bangun
yang sama dan sebangun (kongruen), foto dan model berskala, syarat dua bangun
yang sebangun, dan panjang sisi pada dua bangun yang sama dan sebangun
(kongruen).
2. Konsistensi: keajegan;
Artinya ada
kesesuaian (jumlah/banyaknya) antara kompetensi dan bahan ajar; jika kompetensi
dasar yang ingin dibelajarkan mencakup keempat keterampilan berbahasa, bahan
yang dipilih/dikembangkan juga mencakup keempat hal itu.
Contoh:
KD 5.1 SMP Kelas IX, Mengidentifikasi
sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar, maka kompetensi yang harus
dimiliki siswa adalah kemampuan mengidentifikasi sifat-sifat bilangan
berpangkat dan bentuk akar, misalkan membedakan bilangan berpangkat dan bentuk
akar, serta membedakan sifat-sifat
keduanya.
3. Kecukupan: memadai keluasannya,
ketercukupannya;
Artinya bahan ajar
yang dipilih/ dikembangkan ada jaminan memadai/ mencukupi untuk mencapai
kompetensi yang dibelajarkan; tidak terlalu sedikit sehingga kurang menjamin
tercapainya KD/SK. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu
banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai SK dan KD.
Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak
perlu untuk mempelajarinya.
Pengembangan bahan
ajar hendaklah memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran. Di antara prinsip
pembelajaran tersebut adalah:
1. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang
sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak,
Siswa akan lebih
mudah memahami suatu konsep tertentu apabila penjelasan dimulai dari yang mudah
atau sesuatu yang kongkret, sesuatu yang nyata ada di lingkungan mereka.
Misalnya untuk menjelaskan konsep pasar, maka mulailah siswa diajak untuk
berbicara tentang pasar yang terdapat di tempat mereka tinggal. Setelah itu,
kita bisa membawa mereka untuk berbicara tentang berbagai jenis pasar lainnya.
2. Pengulangan akan memperkuat pemahaman
Dalam
pembelajaran, pengulangan sangat diperlukan agar siswa lebih memahami suatu
konsep. Dalam prinsip ini kita sering mendengar pepatah yang mengatakan bahwa 5
x 2 lebih baik daripada 2 x 5. Artinya, walaupun maksudnya sama, sesuatu
informasi yang diulang-ulang, akan lebih berbekas pada ingatan siswa. Namun
pengulangan dalam penulisan bahan belajar harus disajikan secara tepat dan
bervariasi sehingga tidak membosankan.
3. Umpan balik positif akan memberikan
penguatan terhadap pemahaman siswa
Seringkali kita
menganggap enteng dengan memberikan respond yang sekedarnya atas hasil kerja
siswa. Padahal respond yang diberikan oleh guru terhadap siswa akan menjadi
penguatan pada diri siswa. Perkataan seorang guru seperti ’ya benar’ atau ‚’ya
kamu pintar’ atau,’itu benar, namun akan lebih baik kalau begini...’ akan
menimbulkan kepercayaan diri pada siswa bahwa ia telah menjawab atau
mengerjakan sesuatu dengan benar. Sebaliknya, respond negatif akan mematahkan
semangat siswa. Untuk itu, jangan lupa berikan umpan balik yang positif
terhadap hasil kerja siswa.
4. Motivasi belajar yang tinggi merupakan
salah satu faktor penentu keberhasilan belajar
Seorang siswa yang
memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih berhasil dalam belajar. Untuk itu,
maka salah satu tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah memberikan
dorongan (motivasi) agar siswa mau belajar. Banyak cara untuk memberikan
motivasi, antara lain dengan memberikan pujian, memberikan harapan, menjelas
tujuan dan manfaat, memberi contoh, ataupun menceritakan sesuatu yang membuat
siswa senang belajar, dll.
5. Mencapai tujuan ibarat naik tangga,
setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu.
Pembelajaran
adalah suatu proses yang bertahap dan berkelanjutan. Untuk mencapai suatu
standard kompetensi yang tinggi, perlu dibuatkan tujuan-tujuan antara. Ibarat
anak tangga, semakin lebar anak tangga semakin sulit kita melangkah, namun juga
anak tangga yang terlalu kecil terlampau mudah melewatinya. Untuk itu, maka
guru perlu menyusun anak tangga tujuan pembelajaran secara pas, sesuai dengan
karakteristik siswa. Dalam bahan ajar, anak tangga tersebut dirumuskan dalam
bentuk indikator-indikator kompetensi.
6. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan
mendorong siswa untuk terus mencapai tujuan
Ibarat menempuh
perjalanan jauh, untuk mencapai kota yang dituju, sepanjang perjalanan kita
akan melewati kota-kota lain. Kita akan senang apabila pemandu perjalanan kita
memberitahukan setiap kota yang dilewati, sehingga kita menjadi tahu sudah
sampai di mana dan berapa jauh lagi kita akan berjalan. Demikian pula dalam
proses pembelajaran, guru ibarat pemandu perjalanan. Pemandu perjalanan yang
baik, akan memberitahukan kota tujuan akhir yang ingin dicapai, bagaimana cara
mencapainya, kota-kota apa saja yang akan dilewati, dan memberitahukan pula
sudah sampai di mana dan berapa jauh lagi perjalanan. Dengan demikian, semua
peserta dapat mencapai kota tujuan dengan selamat. Dalam pembelajaran, setiap
anak akan mencapai tujuan tersebut dengan kecepatannya sendiri, namun mereka
semua akan sampai kepada tujuan meskipun dengan waktu yang berbeda-beda. Inilah
sebagian dari prinsip belajar tuntas.
Comments
Post a Comment