Skip to main content

Featured Post

Profil Rahma Huda Putranto

Rahma Huda Putranto, S.Pd., M.Pd.  adalah Duta Baca Kabupaten Magelang yang   lahir di Magelang, pada tahun 1992, lulus dengan predikat cumlaude dari Jurusan S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang tahun 2014. Pernah menempuh Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Selain itu, gelar magister bidang pendidikannya juga diperoleh melalui Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Penulis pernah bekerja sebagai guru di SD Muhammadiyah Borobudur. Kemudian mendapat penempatan di SDN Giripurno 2 Kecamatan Borobudur sebagai Pegawai Negeri Sipil. Terhitung mulai tanggal 1 Maret 2018 mendapat tugas baru di SD Negeri Borobudur 1. Alamat tempat tinggal penulis berada di dusun Jayan RT 02 RW 01, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, penulis dapat dihubungi melalui email r_huda_p@yahoo.co.id. Penulis pernah mengikuti program Latihan Mengaj...

LAPORAN WORKSHOP MEMBUAT BAHAN BELAJAR BERBASIS TIK (MEMBATIK)



1.      Waktu Pelaksanaan dan Penyelenggara Kegiatan
a.      Waktu dan Tempat
1)      Hari                     : Jumat s.d Sabtu
2)      Tanggal                : 24 s.d 25 November 2017
3)      Pembukaan          : Jumat, 24 November 2017 pukul 08.00 WIB
4)      Lama Kegiatan    : 2 hari
5)      Tempat                : Fave Hotel, Jl. Kusumanegara No.91, Semaki, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
                           
b.      Penyelenggara Kegiatan
Workshop Membuat Bahan Belajar Berbasis TIK (Membatik) diselenggarakan oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (PUSTEKKOM KEMENDIKBUD).

2.      Tujuan dan Alasan Mengikuti Kegiatan
Tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan ini adalah meningkatkan kompetensi guru agar mampu dan mau membuat bahan belajar berbasis TIK.

3.      Penjelasan Isi Kegiatan
Isi kegiatan Workshop Membuat Bahan Belajar Berbasis TIK (Membatik) ini meliputi:
a.       Kebijakan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (PUSTEKKOM KEMENDIKBUD)
b.      Prinsip pembuatan bahan belajar

4.      Tindak Lanjut
Guru setelah mengikuti kegiatan ini telah melakukan tindak lanjut berupa:
a.       Menerapkan kebijakan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (PUSTEKKOM KEMENDIKBUD)
b.      Menerapkan Prinsip pembuatan bahan belajar

5.      Dampak
Dampak yang dicapai melalui Workshop Membuat Bahan Belajar Berbasis TIK (Membatik) adalah sebagai berikut:
a.       Memahami kebijakan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (PUSTEKKOM KEMENDIKBUD)
b.      Siswa lebih tertarik belajar setelah menggunakan bahan belajar berbasis TIK



















LAMPIRAN

1.      Makalah (Materi) yang disajikan dalam kegiatan pertemuan
2.      Matrik ringkasan pelaksanaan pelatihan
3.      Fotocopy Surat Tugas
4.      Foto copy Sertifikat


Makalah (Materi) Yang Disajikan Dalam Kegiatan Pertemuan

Dalam mengembangkan bahan ajar tentu perlu memperhatikan prinsisp-prinsip pembelajaran.Gafur (1994) menjelaskan bahwa beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran diantaranya meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Ketiga penerapan prinsip-prinsip tersebut dipaparkan sebagai berikut:
1.      Relevansi: keterkaitan, ada kaitan;
Artinya ada kaitan, hubungan, atau bahkan ada jaminan bahwa bahan ajar yang dipilih itu menunjang tercapainya kompetensi yang dibelajarkan (KD, SK). Cara termudah ialah dengan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Dengan prinsip dasar ini, guru akan mengetahui apakah materi yang hendak diajarkan tersebut materi fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap atau aspek psikomotorik sehingga pada gilirannya guru terhindar dari kesalahan pemilihan jenis materi yang tidak relevan dengan pencapaian SK dan KD.
Contoh:
KD 1.1 SMP Kelas IX Mengidentifikasi bangun-bangun yang sama dan sebangun (kongruen), maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya “Syarat dua bangun yang sama dan sebangun (kongruen), foto dan model berskala, syarat dua bangun yang sebangun, dan panjang sisi pada dua bangun yang sama dan sebangun (kongruen).

2.      Konsistensi: keajegan;
Artinya ada kesesuaian (jumlah/banyaknya) antara kompetensi dan bahan ajar; jika kompetensi dasar yang ingin dibelajarkan mencakup keempat keterampilan berbahasa, bahan yang dipilih/dikembangkan juga mencakup keempat hal itu.
Contoh:
KD  5.1 SMP Kelas IX, Mengidentifikasi sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar, maka kompetensi yang harus dimiliki siswa adalah kemampuan mengidentifikasi sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar, misalkan membedakan bilangan berpangkat dan bentuk akar, serta membedakan sifat-sifat  keduanya.

3.      Kecukupan: memadai keluasannya, ketercukupannya;
Artinya bahan ajar yang dipilih/ dikembangkan ada jaminan memadai/ mencukupi untuk mencapai kompetensi yang dibelajarkan; tidak terlalu sedikit sehingga kurang menjamin tercapainya KD/SK. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai SK dan KD. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.


Pengembangan bahan ajar hendaklah memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran. Di antara prinsip pembelajaran tersebut adalah:

1.      Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak,
Siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep tertentu apabila penjelasan dimulai dari yang mudah atau sesuatu yang kongkret, sesuatu yang nyata ada di lingkungan mereka. Misalnya untuk menjelaskan konsep pasar, maka mulailah siswa diajak untuk berbicara tentang pasar yang terdapat di tempat mereka tinggal. Setelah itu, kita bisa membawa mereka untuk berbicara tentang berbagai jenis pasar lainnya.

2.      Pengulangan akan memperkuat pemahaman
Dalam pembelajaran, pengulangan sangat diperlukan agar siswa lebih memahami suatu konsep. Dalam prinsip ini kita sering mendengar pepatah yang mengatakan bahwa 5 x 2 lebih baik daripada 2 x 5. Artinya, walaupun maksudnya sama, sesuatu informasi yang diulang-ulang, akan lebih berbekas pada ingatan siswa. Namun pengulangan dalam penulisan bahan belajar harus disajikan secara tepat dan bervariasi sehingga tidak membosankan.

3.      Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa
Seringkali kita menganggap enteng dengan memberikan respond yang sekedarnya atas hasil kerja siswa. Padahal respond yang diberikan oleh guru terhadap siswa akan menjadi penguatan pada diri siswa. Perkataan seorang guru seperti ’ya benar’ atau ‚’ya kamu pintar’ atau,’itu benar, namun akan lebih baik kalau begini...’ akan menimbulkan kepercayaan diri pada siswa bahwa ia telah menjawab atau mengerjakan sesuatu dengan benar. Sebaliknya, respond negatif akan mematahkan semangat siswa. Untuk itu, jangan lupa berikan umpan balik yang positif terhadap hasil kerja siswa.

4.      Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar
Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih berhasil dalam belajar. Untuk itu, maka salah satu tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah memberikan dorongan (motivasi) agar siswa mau belajar. Banyak cara untuk memberikan motivasi, antara lain dengan memberikan pujian, memberikan harapan, menjelas tujuan dan manfaat, memberi contoh, ataupun menceritakan sesuatu yang membuat siswa senang belajar, dll.

5.      Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu.
Pembelajaran adalah suatu proses yang bertahap dan berkelanjutan. Untuk mencapai suatu standard kompetensi yang tinggi, perlu dibuatkan tujuan-tujuan antara. Ibarat anak tangga, semakin lebar anak tangga semakin sulit kita melangkah, namun juga anak tangga yang terlalu kecil terlampau mudah melewatinya. Untuk itu, maka guru perlu menyusun anak tangga tujuan pembelajaran secara pas, sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam bahan ajar, anak tangga tersebut dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator kompetensi.

6.      Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus mencapai tujuan
Ibarat menempuh perjalanan jauh, untuk mencapai kota yang dituju, sepanjang perjalanan kita akan melewati kota-kota lain. Kita akan senang apabila pemandu perjalanan kita memberitahukan setiap kota yang dilewati, sehingga kita menjadi tahu sudah sampai di mana dan berapa jauh lagi kita akan berjalan. Demikian pula dalam proses pembelajaran, guru ibarat pemandu perjalanan. Pemandu perjalanan yang baik, akan memberitahukan kota tujuan akhir yang ingin dicapai, bagaimana cara mencapainya, kota-kota apa saja yang akan dilewati, dan memberitahukan pula sudah sampai di mana dan berapa jauh lagi perjalanan. Dengan demikian, semua peserta dapat mencapai kota tujuan dengan selamat. Dalam pembelajaran, setiap anak akan mencapai tujuan tersebut dengan kecepatannya sendiri, namun mereka semua akan sampai kepada tujuan meskipun dengan waktu yang berbeda-beda. Inilah sebagian dari prinsip belajar tuntas.



MATRIK RINGKASAN PELAKSANAAN DIKLAT

Nama Kegiatan
Tanggal/ waktu pelaksanaan
Institusi Penyelenggara
Tempat Kegiatan
Nama-Nama Fasilitator/ Pemakalah/ Pembahas
Dampak
Workshop Membuat Bahan Belajar Berbasis TIK (Membatik)
24 s.d 25 November 2017
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (PUSTEKKOM KEMENDIKBUD)
Fave Hotel, Jl. Kusumanegara No.91, Semaki, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
-          Gogot Suharwoto, Kepala Pustekkom Kemendikbud
-          Juara Ki Hajar 2016
-          Memahami kebijakan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (PUSTEKKOM KEMENDIKBUD)
-          Siswa lebih tertarik belajar setelah menggunakan bahan belajar berbasis TIK

Comments

Baca Juga