1.
Waktu
Pelaksanaan dan Penyelenggara Kegiatan
a.
Waktu
dan Tempat
1)
Hari : Selasa
2)
Tanggal : 26 September 2017
3)
Pembukaan : 26 September 2017 pukul 08.00 WIB
4)
Lama Kegiatan : 1 hari
5)
Tempat : Ruang Bina Praja Kompleks
Setda Kabupaten Magelang, Jalan Soekarno Hatta No.59, Sawitan, Mungkid, Patran,
Sawitan, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah 56511.
b.
Penyelenggara
Kegiatan
Workshop Pengembangan Perpustakaan Masyarakat dan
Sekolah Tahun 2017 diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten
Magelang.
2.
Tujuan
dan Alasan Mengikuti Kegiatan
Tujuan yang hendak
dicapai dalam kegiatan ini adalah meningkatkan kompetensi guru agar mampu mengembangkan
perpustakaan sekolah.
3.
Penjelasan
Isi Kegiatan
Isi kegiatan Workshop
Pengembangan Perpustakaan Masyarakat dan Sekolah Tahun 2017 ini meliputi:
a. Kebijakan
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Magelang
b. Pengelolaan
Perpustakaan
c. Praktik
Sirkulasi Pengolahan Buku
4.
Tindak
Lanjut
Guru setelah mengikuti
kegiatan ini telah melakukan tindak lanjut berupa:
a. Menerapkan
kebijakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Magelang
b. Mengelola
perpustakaan sekolah sesuai arahan dari pembicara workshop
c. Mengolah
buku perpustakaan sekolah
5.
Dampak
Dampak yang dicapai
melalui Workshop Pengembangan Perpustakaan Masyarakat dan Sekolah Tahun 2017
adalah sebagai berikut:
a. Memahami
Kebijakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Magelang
b. Perpustakaan
sekolah terkelola dengan lebih baik daripada sebelum mengikuti workshop
c. Mengolah
berbagai macam buku yang ada di perpustakaan sekolah
LAMPIRAN
1. Makalah
(Materi) yang disajikan dalam kegiatan pertemuan
2. Matrik
ringkasan pelaksanaan pelatihan
3. Fotocopy
Surat Tugas
4.
Foto copy Sertifikat
Makalah (Materi) Yang Disajikan Dalam Kegiatan
Pertemuan
Kemajuan teknologi
dan informasi di era global seperti menuntut kemajuan pula di berbagai aspek
kehidupan manusia. Mau tidak mau, siap
tidak siap manusia juga harus dituntut untuk maju dan berkembang dalam
mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Tidak hanya manusia, salah satu
yang dituntut untuk berperan serta dalam mengiringi kemajuan teknologi dan
informasi adalah bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan, perpustakaan
merupakan salah satu wahana yang paling mendapat tuntutan kemajuan yang lebih
pesat dibandingkan yang lain.
Perpustakaan
dituntut harus memiliki kemajuan yang lebih pesat seiring dengan kemajuan
teknologi dan informasi saat ini disebabkan karena perpustakaan merupakan
sumber informasi dan sangat mendukung terlaksananya pendidikan di berbagai
pihak. Perpustakaan di era globalisasi saat ini dituntut tidak hanya untuk
menyediakan bahan-bahan pustaka yang akan digunakan dalam proses belajar
mengajar maupun sebagai bahan bacaan masyarakat luas, lebih dari itu
perpustakaan harus mampu menyediakan informasi yang terbaru dan aktual yang
bisa dijadikan referensi banyak pihak.
Kemajuan
perpustakaan tidak hanya mengenai informasi yang dapat kita peroleh melalui
perpustakaan, tetapi juga segala upaya yang diperlukan perpustakaan dalam
menarik minat para pembacanya dengan kata lain kemajuan teknologi dan informasi
juga harus diterapkan dalam pengelolaannya.
Promosi
Perpustakaan
Di era
globalisasi, informasi beredar dengan sangat bebas sehingga ekstremnya tidak
terkendali serta arusnya tanpa batas. Karena kondisi tersebut, perpustakaan
sekolah jika tidak dinamis dan menyesuaikan dengan tuntutan masyarakat dan
dunia global, tentu akan tersisihkan dan ditinggalkan pengunjungnya.
Ada beberapa
langkah strategis yang bisa dilakukan oleh pustakawan untuk pengembangan
perpustakaan sekolah di era global. Diantaranya, dengan promosi perpustakaan,
aplikasi IT dalam dunia perpustakaan, perpustakaan digital, perpustakaan
hybrid, dan pengembangan perpustakaan sekolah dengan paradigm kekinian.
1. Promosi Perpustakaan sebagai Tuntutan
Zaman
Alison Arwell
(dalam Prastowo, 2012: 385) mengungkapkan bahwa program pengembangan
perpustakaan sekolah pada umumnya selama ini dianggap gagal. Hal tersebut
dikarenakan kurangnya komunikasi antara pihak perpustakaan dengan pihak-pihak
terkait lainnya di sekolah. Pihak sekolah antara lain adalah para administrator
(kepala sekolah dan wakilnya), guru, siswa, dan orang tua siswa, serta anggota
masyarakat setempat. Dalam mempromosikan dan memajukan perpustakaan, pustakawan
harus peka terhadap perubahan dan hal-hal baru yang semua belum tercakup dalam
program perpustakaan.
Ada beberapa
langkah yang bisa ditempuh oleh pustakawan untuk mempromosikan perpustakaan
sekolah. Pertama, mempromosikan perpustakaan kepada administrator sekolah. Cara
yang efektif adalah dengan mengontak kepala sekolah dan menunjukan prestasi
perpustakaan yang didukung data statistic guru dan siswa yang memanfaatkan
perpustakaan.
Kedua,
mempromosikan kepada orang tua siswa.
Kontak antara orang tua dan pustakawan harus dibina secara erat, bahkan
sebaiknya dengan seluruh keluarga juga diikutsertakan. Salah satu caranya
dengan mengadakan pertemuan, setidaknya satu atau dua kali dalam satu tahun.
Ketiga,
mempromosikan perpustakaan kepada para guru. Guru adalah mitra kerja yang
sangat berharga bagi pengelola perpustakaan. Apabila guru dan pustakawan
bekerja sama, akan tercipta lingkungan belajar yang baik. Pustakawan hendaknya
berdiskusi dengan guru tentang buku atau barang apa yang harus disediakan
perpustakaan sekolah.
Keempat,
mempromosikan perpustakaan kepada siswa. Siswa adalah sasaran promosi
perpustakaan yang paling mudah. Untuk promosi jenis ini disarankan menggunakan
promosi “mulut ke mulut”, karena dianggap paling efektif. Jika anak-anak telah
memiliki kesan yang positif terhadap perpustakaan maka akan diikuti teman-teman
lainnya yang semula enggan untuk mengunjungi perpustakaan. Selain itu perlu
juga diadakan kontes di perpustakaan yang melibatkan siswa. Adakan kontes yang
tidak selalu terkait dengan kegiatan membaca, seperti mengarang, mendongeng,
menggambar dan lain sebagainya.
Kelima,
mempromosikan perpustakaan kepada masyarakat luas. Masyarakat sekitar sekolah
harus dilibatkan ke dalam program perpustakaan. Cobalah membuka perpustakaan
bagi masyarakat.
2. Strategi Menarik Pengunjung
Ada banyak cara
untuk menarik pengunjung ke perpustakaan. Salah satunya dengan memberikan
stimulus yakni sesuatu yang bisa membuat pengunjung tertarik untuk datang ke
perpustakaan. Berikut beberapa strategi menurut Prastowo (2012: 389). Pertama,
mengadakan kuis tentang sosok para guru. Adakan acara ini semisal di awal tahun
ajaran baru. Langkahnya, ajaklah murid kelas satu untuk lebih mengenal guru.
Buatlah satu potongan kertas berisi nama guru. Satu potongan kertas lainnya
diberikan kepada para guru untuk diisi pernyataan yang menarik tentang dirinya.
Kemudian siswa diminta menjodohkannya.
Kedua, merayakan
peristiwa keagamaan atau budaya. Acara lain yang menarik dapat pula digelar
dengan membuat majalah dinding untuk memperingati hari perayaan tradisional
atau pesta musiman. Gunakan majalah dinding tersebut untuk menampung kreasi
siswa.
Ketiga, mengadakan
kuis tau tebakan judul buku. Dalam beberapa minggu sebelum liburan semester,
buatlah para siswa berkunjung ke perpustakaan dengan membungkus sebuah buku
yang popular dengan kertas kado. Tulislah petunjuk kecil tentang buku tersebut
dan gantilah petunjuk tersebut setiap hari. Buatlah petunjuk tersebut dari yang
paling mudah hingga petunjuk yang paling sulit. Dengan demikian, siswa selalu
penasaran untuk mengetahui jawabannya.
3. Cara Mempromosikan Perpustakaan Sekolah
Salah satu tugas
utama pustakawan adalah mempromosikan buku dan meningkatkan gairah baca di
antara para siswa. Banyak sekali cara yang bisa ditempuh untuk itu. Misalnya,
melalui bulletin, pesan-pesan atau semboyan pada penanda halaman buku,
menggelar bedah buku, acara mendongeng dan acara lain yang melibatkan siswa
untuk memasyarakatkan buku dan kecintaan membaca. Adapaun tema-tema yang dapat
digunakan contohnya olahraga, perubahan musim, perjalanan ke luar angkasa,
legenda, dan lain sebagainya.
Rencanakan
aktivitas tersebut dengan seksama agar siswa dapat mengikuti tema yang
ditetapkan. Promosikan dan pajanglah buku-buku yang relevan dengan tema
tersebut. Adakan kontes mendongeng dengan tema sama yang dapat diikuti oleh
para siswa dari berbagai kelompok. Gerakan membaca buku juga bisa
disosialisasikan melalui pembagian penanda
halaman buku, jajak pendapat buku favorit, atau dengan mengadakan
pertunjukan sandiwara boneka, memajang poster yang mempromosikan buku. Dan
masih banyak cara lainnya yang bisa dilakukan oleh pustakawansekolah dalam
rangka mempromosikan buku perpustakaan.
Aplikasi IT
Perpustakaan
Seiring dengan
perkembangan waktu, perkembangan Information and Technology (IT) semakin pesat.
Perkawinan antara perpustakaan dengan dunia IT dalam pelayanan yang diberikan
kepada pengguna adalah sesuatu yang harus dilakukan. Maka dari tu, salah satu
strategi pengembangan perpustakaan di era global sekarang perlu dikembangkan.
Bagi yang sudah menggunakannya berarti harus dilestarikan dan ditingkatkan
yaitu otomatisasi perpustakaan.
Selasa dijelaskan
oleh Lasa HS, untuk meningkatkan kinerja perpustakaan dan sesuai kemampuan
perpustakaan sekolah, kiranya perlu dipikirkan otomatisasi perpustakaan.
Otomatisasi perpustakaan sebenarnya merupakan proses atau hasil penciptaan
mesin swatindak atau swakendali dalam proses tersebut. Penerapan otomatisasi
perpustakaan sekolah sebenarnya lebih tepat apabila disebut dengan teknologi
informasi. Yaitu teknologi elektronik yang digunakan untuk pengumpulan,
penyimpanan, pengolahan, dan pemanfaatan informasi. Dalam hal ini, tidak hanya
terbatas pada pemanfaatan perangkat lunak maupun perangkat keras, tetapi juga
melibatkan unsur manusia.
Adapun pemanfaatan
teknologi informasi unsur kegiatan perpustakaan memiliki tujuan. Pertamai,
meringankan pekerjaan. Kedua, memudahkan dan memperlancar pelaksanaan tugas
kepustakawanan. Ketiga, mempercepat proses temu kembali akan informasi. Keempat,
memperlancar kerjasama informasi. Kelima, meningkatkan pelayanan informasi dan
memanfaatkan teknologi informasi.
Teknologi
informasi dapat diaplikasikan pada kegiatan pengadaan, inventarisasi,
katalogisasi, sirkulasi, bibliografi, pengindeksan, dan penelusuran literature.
Diakui bahwa pemanfaatan IT ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Untuk itu,
perlu dilakukan studi kelayakan, rancang bangun, implementasi, dan evaluasi.
Contoh aplikasi teknologi informasi dalam kegiatan perpustakaan yang telah terintegrasi
di antaranya kegiatan inventarisasi, katalogisasi, penelusuran informasi,
peminjaman, dan pengembalian buku yang berjalan otomatis. Dalam sistem ini,
pengguna dapat melakukan fotokopi sendiri. Mereka lebih dahulu mengisikan kartu
langganan untuk sejumlah tertentu, seperti voucher pada handphone. Para pemakai
juga bisa bebas mem-browsing dengan internet di tempat selain perpus. Mereka
bisa men-download artikel tertentu atau mencetak pada public printer yang
tersedia. Setelah selesai proses peminjaman tersebut, peminjaman keluar
melewati pintu ber-alarm yang berfungsi sebagai pengontrol dan mencatat
pengunjung secara otomatis.
Comments
Post a Comment