Lahan kritis adalah lahan yang tidak terawat. Lahan yang tidak terawat biasanya berupa sebidang tanah yang tidak ditanamani tanaman produktif. Lahan yang tidak terawat seringkali ditumbuhi tanaman gulma dan semak belukar. Sehingga tidak ada dampak ekonomi yang dirasakan.
Lahan kritis bisa diselamatkan dengan menanaminya dengan tanaman produktif. Tanaman produktif ini bisa diperoleh dengan cara membeli atau memproduksinya sendiri. Produksi tanaman produktif dilakukan melalui proses pembibitan.
Pembibitan tanaman produktif kebanyakan dilakukan karena motivasi ekonomi. Bibit yang dihasilkan dijual secara bebas kepada khalayak ramai. Hal ini tentu memberatkan banyak pihak.
SDN Borobudur 1 berinisiatif melakukan pembibitan tanaman secara mandiri. Caranya dengan melibatkan siswa-siswinya dalam kegiatan pembibitan. Para siswa diajari bagaimana cara mengembangbiakkan tanaman.
Materi perkembang biakkan tanaman pun termasuk dalam materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dalam pelajaran IPA disebutkan bahwa ada dua cara perkembangbiakkan tanaman, yaitu generatif dan vegetatif.
Perkembangbiakkan generatif melalui proses perkawinan yang menghasilkan biji atau tanaman baru. Namun untuk pembibitan yang dilakukan di SDN Borobudur 1 melalui cara vegetatif. Siswa dibiasakan dengan teknik mencangkok dan stek.
Pencangkokan dilakukan oleh siswa kelas 6. Dikenalkan di siswa kelas tinggi karena teknik mencangkok membutuhkan banyak peralatan. Peralatan yang dibutuhkan adalah peralatan yang cukup tajam.
Sedangkan untuk siswa kelas rendah, mereka dikenalkan dengan teknik stek. Stek ini cukup mudah. Stek batang hanya butuh mematahkan batang yang ada. Batang yang telah patah ini kemudian ditanam di media tanam. Beberapa hari kemudian, akar tanaman muncul. Batang yang ditanam ini menjadi individu baru.
Jenis tanaman yang berhasil distek oleh siswa SDN Borobudur 1 adalah jenis krokot hias, tanaman hias gantung kribo, aglonema, dan beberapa jenis yang lain. Tanaman ini telah tersedia di taman sekolah. Siswa tinggal memetik batangnya dan menanamkannya.
Tempat penanaman stek ini dibawa sendiri oleh siswa. Siswa membuat pot gantung yang dibuat dari botol bekas. Botol bekas ini telah diisi media tanam dan dibeli lubang dibawahnya.
Kini semua pihak merasa puas dengan upaya pembibitan yang telah dilakukan ini. Bila ada lahan sekitar sekolah yang kritis, tanaman keras hasil mencangkok bisa ditanam disana. Bila ada taman yang membutuhkan tanaman hias, stok tanaman hias di SDN Borobudur 1 melebihi yang dibutuhkan. Sehingga bisa disumbangkan ke pihak yang membutuhkan.
Comments
Post a Comment