Dunia maya sering menunjukan diri manusia yang kontradiktif. Kontradiktif disini saya artikan pada sebuah sikap yang saling berlawanan. Sikap seseorang yang kontradiktif sering kali membuat orang lain bingung. Walau sebenarnya ada sikap yang lebih baik daripada bingung, yaitu waspada.
Manusia yang kontradiktif biasa ditemui di pergaulan sehari-hari. Sekarang lebih mudah melihat kekontradiktifan sikap seseorang. Hal itu bisa dilihat dari dunia maya. Utamanya perilaku manusia di media sosial.
Sederhananya ketika seseorang berkomunikasi dengan Whatsapp. Ketika main "japri" ia mengaku sedang sedih. Emoticon orang menangis atau cemberut meluncur ke orang yang "dichat" secara pribadi.
Akan tetapi di saat yang bersamaan ia meluncurkan emoticon yang riang gembira di sebuah grup Whatsapp. Emoticon ceria ditambah bumbu kebahagiaan yang ditunjukkan dengan kata "hahahaha" atau "wkwkwkwk."
Secara tidak sadar, grup yang ia warnai dengan kegembiraan itu juga diikuti olehku. Pada saat itulah saya bingung. Kok kontradiktif sekali ya. Di-japrian dia bilang lagi sedih, tapi di grup lain kok kelihatannya bahagia.
Saya sebagai seorang yang diajak "chat" sebenarnya tidak perlu bingung. Karena pasti ada alasan mengapa kawan kita di ruang rumpi (chatting) bisa berbeda sikapnya. Perbedaan sikap dan situasi hati yang berbeda di saat yang bebarengan.
Saya pikir ada dua kemungkinan tentang sikap kontradiktif ini. Pertama, sikap kontradiktif ini disengaja olehnya. Kedua, sikap kontradiktif ini tidak disengaja dan tidak ia sadari.
Bila sikap kontradiktif ini disengaja, maka saat itulah kita harus waspada. Karena ada "interest" yang mendorong ia melakukan itu. Kepentingan agar lebih dipedulikan atau diperhatikan juga bisa. Apalagi emot sedih sering dimaknai dengan merengek bila dikondisikan di dunia nyata.
Kalau sikap kontradiktif itu tidak disadari, maka kita juga harus waspada. Waspada akan adanya penyimpangan mental. Karena di satu sisi ia sedih, namun di sisi yang lain dalam waktu bebarengan ia bahagia. Jangan-jangan ia punya dua hati ya yang bisa merasakan secara bebarengan.
Entah apapun itu sebabnya. Simpulannya adalah kita perlu waspada bila menghadapi orangnyang kontradiktif. Yang paling diwaspadai adalah perbedaan sifat ketika berhadapan dengan kita. Bisa jadi bila di hadapan kita sejinak merpati tapi di sisi lain seganas harimau.
Rahma Huda Putranto, warga facebook biasa.
Borobudur, 24 Februari 2020
Comments
Post a Comment