Skip to main content

Featured Post

Profil Rahma Huda Putranto

Rahma Huda Putranto, S.Pd., M.Pd.  adalah Duta Baca Kabupaten Magelang yang   lahir di Magelang, pada tahun 1992, lulus dengan predikat cumlaude dari Jurusan S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang tahun 2014. Pernah menempuh Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Selain itu, gelar magister bidang pendidikannya juga diperoleh melalui Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Penulis pernah bekerja sebagai guru di SD Muhammadiyah Borobudur. Kemudian mendapat penempatan di SDN Giripurno 2 Kecamatan Borobudur sebagai Pegawai Negeri Sipil. Terhitung mulai tanggal 1 Maret 2018 mendapat tugas baru di SD Negeri Borobudur 1. Alamat tempat tinggal penulis berada di dusun Jayan RT 02 RW 01, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, penulis dapat dihubungi melalui email r_huda_p@yahoo.co.id. Penulis pernah mengikuti program Latihan Mengaj...

Ada Lho Orang Indonesia yang Pelihara Harimau di Rumah! (Efek Lihat Vlog Alshad Ahmad)

Youtube memang membuka mata. Melalui Youtube, saya jadi tahu kalau ada juga orang Indonesia yang memelihara Harimau. Saya melihatnya untuk pertama kali di channel Youtubenya Irfan Hakim.

Irfan Hakim di video itu berkunjung ke sebuah rumah yang di dalamnya terdapat banyak hewan. Rumah yang berada di Bandung ini seperti sebuah kebun binatang mini. Ada Merak, Menjangan, Burung Unta dan tentu Harimau yang membuatku heran.

Rasa heran yang membuatku "kepo". Sampai akhirnya saya tahu siapa pemelihara harimau di tengah kota Bandung. Pemelihara harimau itu bernama Alshad Ahmad. Sedangkan si Harimau diberi nama Eshan.

Eshan sang harimau Benggala ditempatkan di kandang dengan ukuran 12 x 16 meter. Fasilitas pemeliharaan harimau sudah memenuhi standar internasional. Terdapar ruang untuk harimau tidur yang dilengkapi meja kayu untuk tidur dan lampu infra red. Ada juga ruang kontrol bagi petugas. Untuk berlari-lari ada halaman rumput hijau lengkap dengan pohon untuk cakar-cakar, kolam, dan meja tingkat.


Beberapa video yang lain dijelaskan bahwa biaya pemeliharaan satu ekor harimau ini menghabiskan biaya 500 ribu sampai satu juta rupiah per hari. Biaya itu termasuk pakan berupa daging ayam atau sapi. Disediakan juga pemelihara hewan dan dokter hewan.

Lantas darimana harimau ini bisa ada di disini? Dari video yang ada, harimau ini berasal dari penangkaran harimau yang dilakukan oleh Bandung Zoo. Alshad Ahmad, sang pemilik harimau memperoleh hak adopsi anakan harimau setelah melalui proses seleksi yang ketat.

Harimau ini orang tuanya berasal dari Kebun Binatang Bandung dan Lamongan. Kedua orang tuanya "dijodohkan" dalam rangka kerja sama breeding antara kedua kebun binatang tersebut. Proses penjodohan itu berlangsung selama tiga tahun.

Ashad bahkan mengklarifikasi bahwa semua binatang yang dipeliharanya termasuk harimau telah mendapat izin dari pemerintah. Ia menunjukkan semua dokumen yang dimiliki. Ia mengaku kalau mendapatkan izin administrasi menangkarkan harimau tidak mudah. Walau jenis Harimau Benggala ini termasuk binatang yang tidak dilindungi.

Ehsan pun tidak bisa dirilis atau dilepas kembali ke alam liar. Sebabnya yang pertama, ia lahir di penangkaran. Artinya ia sudah terbiasa hidup dengan bantuan manusia.

Kedua, jenis harimau ini adalah harimau benggala yang kalau dilepas di Indonesia bisa merusak genetik. Ketiga, kaki ehsan cacat di sebelah kiri yang mengakibatkan kakinya pincang. Tidak mungkin dia bisa mencari makan dan mempertahankan teritorinya bila dilepas di hutan.

Pada akhirnya ada pelajaran yang bisa kita petik. Semenjak kemajuan teknologi kita bisa mengelola hampir semua sumber daya yang ada, termasuk hewan. Bahkan hewan yang "anti mainstrem" untuk dipelihara bisa dibawa pulang. 

Kuncinya memang ada pada kata "cinta" dan modal yang cukup. Ashad pun mengajak orang-orang untuk mengikuti channel Youtubenya agar netizen bisa bantu menghidupi harimau miliknya melalui monetisasi Youtube.

©️ Rahma Huda Putranto
Nonton Youtube sambil Mengedukasi Rafi, 30 Maret 2020

Comments

Baca Juga