Ketika saya memperkenalkan blog saya ke orang lain. Ada yang bertanya kenapa Mas Huda masih menulis blog sampai saat ini padahal monetisasi blog tidak secepat dan sebesar vlog di Youtube?
Pertanyaan di atas wajar dilontarkan saat perkembangan konten video dan channel Youtube begitu pesat. Tak bisa dipungkiri pula kebanyakan netizen lebih menyukai menonton video daripada membaca blog. Walau sebenarnya kita bisa juga mengintegrasikan konten video ke dalam blog kita.
Sebenarnya ada banyak alasan ketika blogger ditanya mengapa dia masih tetap menulis di blog nya. Ketika ada 1000 blogger yang ditanya, maka akan ada 1000 alasan yang kita peroleh. Sehingga alasan menulis blog bisa sangat pribadi.
Alasan pribadi saya, mengapa sampai saat ini masih menulis blog lebih karena adanya keinginan untuk berbagi pemikiran dalam bentuk tulisan. Saya dulu suka mengirim tulisan di media massa. Namun jenuh juga saat kita harus memeriksa media massa memuat tulisan saya atau tidak. Butuh energi untuk memeriksa tulisan dimuat atau tidak. Bahkan sering juga "shock" karena tulisan kita tidak dimuat.
Pada saat itulah saya sadar untuk memanfaatkan kemajuan teknologi. Teknologi informasi dan komunikasi menawarkan kepraktisan bagi setiap penulis. Setiap penulis bisa menerbitkan setiap tulisannya kapanpun. Cara paling lazim adalah melalui blog atau media sosial miliknya.
Hanya saja, penulis tidak bisa menggunakan media sosial jika ingin menawarkan pemikirannya dalam bentuk tulisan yang panjang dan artistik. Karena setiap platform media sosial memiliki keterbatasan. Keterbatasan baik dalam jumlah karakter yang bisa dimuat atau tidak ada keleluasaan untuk mengubah tampilan sesuai selera -menggunakan koding misalnya.
Blog sebenarnya tidak kalah potensial untuk monetisasi. Monetisasi bisa dioptimalkan oleh blogger melalui upaya kreatif. Blogger harus membekali dirinya dengan kemampuan menulis, memadukan tulisan dengan konten yang lain, dan menyajikan blog yang user friendly.
Sebenarnya tidak hanya blogger yang membutuhkan kreativitas. Youtuber yang mengejar monetisasi pun membutuhkan kreativitas. Kreativitas adalah koentji!
Sepaket, eh sepakat saya dengan jenengan Pak..
ReplyDelete