Sudah satu bulan kita mengalami Pandemi Covid-19. Pandemi yang disebabkan virus Corona ini membuat kita harus berada di rumah saja. Nah, selama di rumah kalau tidak melakukan apa-apa tentu tidak akan produktif. Kita perlu berinvestasi selama pandemi dengan cara belajar di dan dari rumah.
Produktivitas selama di rumah dapat dijaga dengan cara berinvestasi. Investasi yang dimaksud disini bukan bukan investasi dalam bentuk uang. Akan tetapi investasi “keterampilan” atau “kompetensi” yang diperoleh dengan cara belajar.
Keinginan menjaga produktivitas ternyata didukung oleh keadaan. Banyak alternatif pelatihan yang bisa diikuti selama pandemi. Bahkan pelatihan dalam bentuk daring ini seolah mendapatkan tempat istimewa dalam satu bulan terakhir ini.
Keunggulan Pelatihan Daring
Pelatihan daring - singkatan dari dalam jaringan atau biasa disebut dengan pelatihan online, menjadi satu-satunya sarana agar tetap bisa belajar selama di rumah. Dari segi biaya, pelatihan daring memiliki keunggulan dibanding pelatihan tatap muka. Biaya pelatihan daring cukup terjangkau.
Pelatihan daring yang lebih hemat ini diperoleh dari lebih sedikitnya pengeluaran daripada pelatihan konvensional. Dalam pelatihan daring, penyelenggara tidak mengeluarkan biaya transportasi narasumber, transit atau akomodasi narasumber. Bahkan yang membuat lebih “ngirit” karena tidak adanya pengeluaran untuk konsumsi dan sewa tempat untuk pelatihan.
Keunggulan pelatihan daring yang lain terletak pada fleksibilitas waktu untuk belajar. Kita sebagai penikmat pelatihan daring bisa menyimak atau mempraktekkan ulang apa yang disampaikan ketika pelatihan daring sesuka hati. Pengulangan itu dilakukan berkali-kali tanpa batasan waktu.
Kelemahan Pelatihan Daring
Hanya saja di sisi yang lain, pelatihan daring memiliki kelemahan. Kelemahan pelatihan daring terletak pada ketersediaan infrastuktur teknologi. Selain itu ada juga keterbatasan waktu sesi “video conference”. Sehingga kita tidak memiliki kesempatan untuk bertanya.
Kelemahan pertama berkaitan dengan infrastruktur teknologi. Infrastuktur berupa perangkat teknologi informasi dan komunikasi serta menjadi kendala utama bagi sebagian kalangan. Apalagi jaringan internet di Indonesia belum mencakup semua daerah. Percuma juga punya perangkat teknologi yang canggih namun tidak ada sinyal untuk menyambung ke jaringan internet.
Kelemahan kedua terletak pada durasi pelatihan daring yang teramat singkat. Contoh kasus sederhana terjadi ketika video conference. Terkadang kita tidak kebagian kesempatan bertanya. Kesempatan bertanya sering kalah cepat dengan peserta lain yang memiliki koneksi internet yang lebih baik.
Sejatinya, kelemahan yang terakhir ini bisa dicarikan solusi dengna menghubungi narasumber dengan cara “japri” setelah sesi video conference selesai. Namun tidak semua narasumber menjawab pertanyaan kita karena adanya kesibukan yang lain. Maka dibutuhkan keterampilan khusus untuk melakukan komunikasi secara japri seperti ini.
Pada akhirnya, di rumah saja selama pandemi memberikan hikmah yang sangat dalam kepada kita. Di situasi yang tidak menentu ini banyak pihak yang mulai membuka diri. Tokoh masyarakat, selebgram, komunitas, atau organisasi masyarakat akhirnya mau berbagi dengan cara dan biaya yang lebih “murah”. Mari kita manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Harapannya produktivitas diri dapat meningkat selama pandemi Covid-19 yang memaksa kita di rumah saja.
Comments
Post a Comment