Budaya ketimuran mengajarkan bahwa setiap orang harus memenuhi undangan. Artinya, orang yang diundang harus memenuhi undangan orang yang mengundang. Sebagian orang meyakini kalau memenuhi undangan akan mendatangkan hikmah. Salah satu hikmahnya, memenuhi undangan menjadi sarana untuk menyambung tali silaturahmi.
Pemenuhan undangan memang sebuah keharusan. Akan tetapi tetap saja, berangkat atau tidak untuk memenuhi undangan itu tergantung yang diundang. Yang diundang memiliki hak untuk hadir atau tidak hadir. Dengan cara berpikir seperti ini kita akan lebih adil dalam menilai seseorang yang datang atau tidak dalam memenuhi undangan.
Oleh karenanya, akan ada tiga kemungkinan ketika seseorang menerima undangan, yaitu:
1. Dia akan datang dengan senang hati
2. Dia akan datang dengan terpaksa
3. Dia tidak datang bahkan bisa saja membatalkan acara yang diundang
Harapan utama pengundang tentu ketika yang diundang datang dengan senang hati. Bila senang, orang yang diundang akan "enteng" ketika berangkat menghadiri undangan. Menikmati setiap jalannya acara. Sampai menimbulkan kesan ketika acara itu telah usai. Puncaknya adalah ketika yang diundang itu bangga ketika menghadiri undangan kita. Selaib itu, orang yang diundang akan berusaha agar orang lain tahu kalau dia turut serta hadir di acara dimana dia diundang.
Sekarang, rasa bangga akan ketika memenuhi undangan sangat mudah dilihat. Tengok saja media sosial orang yang diundang. Mereka akan banyak mengambil foto dan menguploadnya sebagai status atau postingan di media sosial. Ini menjadi penanda kalau orang senang memenuhi undangan kita.
Sementara itu, ada juga kemungkinan kedua. Dimana yang diundang tetap datang. Namun kedatangannya penuh dengan keterpaksaan. Tamu yang diundang tetap hadir karena terhimpit kewajiban. Jelasnya, dia tetap hadir memenuhi undangan walau tidak menginkan acara tersebut.
Tanda memenuhi undangan dengan terpaksa juga mudah dilihat. Ia tidak akan suka foto maupun difoto di acara tersebut. Bisa juga ditandai dengan datang terlambat memenuhi undangan. Bahkan seringkali ditandai dengan mencari-cari alasan untuk pergi lebih awal. Gampangnya, kita sebut hal ini dengan kabur atau bolos.
Contoh kongkrit kemungkinan kedua ini sering terjadi di dunia politik. Terutama saat situasi politik antara eksekutif dan legislatif tidak akur. Salah satu pihak akan merasa "risih" ketika diundang dalam satu forum. Maka akan ada kemungkinan dia datang terlambat, datang seperlunya bahkan bisa juga berujung "walk out."
Begitu pula pada kemungkinan yang ketiga. Dimana yang diundang tidak bakal hadir. Bahkan mungkin juga yang diundang malah membatalkan kegiatan si pengundang. Ini yang paling memilukan. Dan ini mungkin terjadi.
Contohnya ketika ada organisasi kekiri-kirian mengundang panglima tentara untuk menghadiri acaranya. Padahal ideologi negara sang panglima bertentangan dengan hal-hal yang berbau kiri. Ya jelas. Seketika undangan itu sampai di meja panglima, akan langsung dibalas dengan surat larangan kegiatan tersebut.
Kemungkinan Terbaik
Di antara ketiga kemungkinan sikap orang yang diundang, pasti ada yang terbaik. Yang terbaik tentu dimana yang diundang datang dengan senang hati. Maka ada beberapa pertimbangan agar seseorang datang dengan senang hati memenuhi undangan kita, di antaranya:
1. Pertimbangkan siapa saja yang diundang
2. Pertimbangakan jenis acara
3. Pertimbangkan tempat acara
4. Pikirkan manfaat apa yang sekiranya akan diperoleh ketika seseorang itu mendatangi undangan
Maka tak jarang, undangan-undangan penting memuat pihak-pihak yang turut diundang. Misalnya di undangan tertulis presiden akan hadir. Maka kegiatan tersebut akan lebih mungkin dihadiri banyak orang daripada undangan kegiatan yang hanya menghadirkan ketua RT.
Ini juga yang dilakukan oleh salah satu pelukis legendaris dari Italia. Setiap kali ia melakukan pameran lukisan, ia pasti mengundang orang-orang penting. Agar orang-orang penting mau hadir, ia menuliskan orang-orang penting lain yang juga diundang. Orang penting mau hadir karena ia memiliki kemungkinan akan bertemu dengan orang penting lain yang bakal menjadi relasi bisnis baru. Selain itu, acara pameran itu juga menjadi lebih berkelas karena orang-orang yang diundang.
Pada intinya, orang bisa juga datang dengan cara asal mengundang. Tapi ketika asal mengundang pasti akan asal juga menghadiri undangan tersebut. Tidak akan ada kesan yang mendalam ketika undangan itu dipenuhi. Maka sampai titik ini setiap undangan harus diefektifkan dengan memikirkan berbagai kemungkinan yang terjadi ketika undangan disebarkan.
Oh iya, ada pertanyaan-perntanyaan yang bisa membantu kita mensukseskan kehadiran seseorang untuk memenuhi undangan kita.
1. Siapa tamu undangan yang paling dihrapkan untuk hadir?
2. Siapa saja yang diundang?
3. Apakah ada potensi ketidakcocokan yang membuat tamu kita tidak hadir?
4. Bagaimana acara akan kita kemas?
5. Apakah penempatan acara sudah sesuai dengan lebel yang diundang?
6. Apa benefit yang mungkin diperoleh ketika tamu memenuhi undangan kita?
Rambeanak, 12 November 2020
Comments
Post a Comment