Featured Post
- Get link
- X
- Other Apps
Dulu 5W+1H, Sekarang 6W+1H
Seorang bos muda yang menjadi CEO Jawa Pos ini jelas-jelas menulis judul tulisan 6W+1H. 6W+1H terkesan janggal bagiku. Selama ini -yang saya ketahui- dalam penulisan berita banyak menggunakan istilah 5W+1H.
Saya tentu tidak berani langsung menyangkal bahkan sampai menyalahkan soalan 6W+1H. Sebabnya jelas, karena tidak mungkin lagi meragukan kemampuan tulis menulis Mas Azrul Ananda atau lebih sering dipanggil dengan nama Ulik. Oleh karenanya, saya membaca tulisan beliau soal 6W+1H ini sampai tuntas.
Ada beberapa simpulan penting yang saya peroleh setelah membaca tulisan tersebut secara tuntas. Bahwa penulisan berita yang benar harus mengandung 5W+1H. Akan tetapi berita yang bagus harus mengandung 6W+1H. Ada tambahan satu huruf W. Huruf W tambahan ini merupakan huruf awal dari kata "Whats next."
Tidak lazim memang. Karena biasanya sebuah berita hanya mengandung pertanyaan yang menjawab enam unsur, bukan tujuh unsur. Enam unsur dari 5W+1H itu berarti sebuah berita harus mengandung jawaban apa, siapa, kapan, dimana, mengapa dan bagaimana.
Sedangkan whats next berarti "apa selanjutnya." Whats next menjadi sebuah rekomendasi yang diberikan kepada pembaca. Sehingga pembaca tidak hanya mendapat fakta-fakta berita. Pembaca mendapat pesan atau amanat secara jelas tentang apa yang harus dilakukan.
Selain itu, whats next juga menjadi "sikap" penulis terhadap apa yang ditulis atau diberitakan. Sehingga whats next dapat menjadi sarana pembelajaran dari penulis kepada pembaca. Yuk, kita coba terapkan what next di tulisan-tulisan kita.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment