Featured Post
- Get link
- X
- Other Apps
Alasan Saya Masih Nge-Blog
Tahun 2022 datang juga. Ini tahun kesebelas bagi saya menulis di blog. Walau sebenarnya saya mulai mengenal blog pada tahun 2009. Klaim tahun kesebelas saya ini memang terlalu percaya diri. Sebab, artikel pada tahun 2011-2017 sangatlah minim.
Saya baru mulai “serius” menulis blog di akhir tahun 2017. Saya saat itu mendapatkan banyak sekali pelatihan menulis. Saya secara formal berlatih menulis di Bandung dan Yogyakarta. Semangat ng-blog semakin tersulut setelah mendengar penjelasan alasan ngeblog dari Bapak Muchlas Arkanuddin (saat ini Rektor Universitas Ahmad Dahlan).
Hasilnya mengejutkan. Artikel yang saya tulis pada tahun 2018 mencapai angka 259. Sementara itu, artikel blog pada tahun 2019 tercatat ada 255 judul. Sebaliknya, jumlah artikel menurun drastis hampir 50% pada tahun 2020. Di tahun 2020, saya hanya dapat menulis artikel blog sebanyak 114 judul.
Walau sempat menurun, keadaan tahun 2021 ternyata lebih baik dari pada tahun 2020. Saya berhasil menulis blog sebanyak 125 judul artikel. Di tahun ini pula saya “ngaku-ngaku” sebagai blogger. Di akhir tahun ini juga saya mendapatkan gaji pertama dari Google semenjak mendaftarkan blog saya dalam program Google Adsense.
Selain penghasilan dari Adsense, saya berhasil menelurkan dua buku perdana saya. Kedua buku ini saya terbitkan dari tulisan saya di blog ini. Kedua buku ini benar-benar menjadi modal membangun kepercayaan diri. Terutama dalam menciptakan kesan bahwa menulis dan menerbitkan itu mudah!
Blog ini di Tahun 2022
Yang jadi pertanyaan saat ini, di malam tahun baru ini, apakah di tahun 2022 akan tetap nge-blog? Jawaban saya, ya! Hanya saja gaya dan orientasinya berbeda. Perbedaan ini muncul setelah saya mendapatkan benchmarking dari blognya pak Dahlan Iskan dan penjelasan Goenawan Mohamad dalam menuliskan catatan pinggir.
Saya bisa saja mengikuti gaya penulisan yang “disukai” Google Adsense. Saya menulis blog dengan struktur copywriter yang ketat. Bila ini berhasil, uang pasti akan mengalir deras ke rekening.
Bisa juga saya menulis untuk orientasi “mencicil” tulisan agar nantinya bisa terbit dalam bentuk buku. Buku yang saya maksud disini adalah buku yang digunakan untuk pemenuhan angka kredit kenaikan pangkat. Ini sangat mungkin dilakukan mengingat saat ini di blog saya ada sekitar 800-an artikel yang bisa diterbitkan dalam bentuk buku. Bukunya bisa berseri-seri. Tentu ini akan membawa saya pada “hujan” angka kredit.
Sampai disini saya mendapatkan kesimpulan sementara, mengapa saya menulis blog. Saya meminjam pemikiran dari Goenawan Mohamad ketika menulis kolom “Catatan Pinggir” setiap minggu selama puluhan tahun ini. Goenawan Mohamad menulis caping sesuai dengan peristiwa dan apa yang dia sukai.
Saya rasa alasan Goenawan Mohamad ini menjadi bahan bakar untuk bisa menulis dalam waktu yang sangat-sangat lama. Menulis tentang apa yang sedang terjadi, ditambah tentang apa yang kita sukai lebih memudahkan kita untuk menulis. Walau pekerjaan rumah selanjutnya mengharuskan kita menulis untuk menghasilkan tulisan yang diminati banyak orang.
Terkait tulisan yang diminati banyak orang, saya mengambil “kiblat” pada Dahlan Iskan. Saya melihat blognya yang bertajuk Disway sangat disukai oleh orang-orang yang hidup di era digital seperti saat ini. Makanya saya mencoba sedekat mungkin dalam membuat layout blog ini.
Terima kasih Goenawan Mohamad, terima kasih Dahlan Iskan. Saya tidak sadar kalau orientasi nge-blog saya saat ini berkiblat pada kedua tokoh yang sama-sama pernah bergiat di Tempo. Selamat tahun baru. Tahun boleh berganti, menulis tak boleh berhenti!
Rahma Huda Putranto, 1 Januari 2022
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Wah mantap pak Huda, ini blog yg berbayar ya pak ?
ReplyDeleteini yang berbayar hanya domainnya saja bu.. soalnya saya pakai platform Blogger. hehehe
DeleteMasyaalloh....
ReplyDeleteMari bu kita nge-blog!
Delete:D