Featured Post
- Get link
- X
- Other Apps
Dua Pesan Kepemimpinan
Kami hanya berdua di dalam mobil. Saya berada di balik kemudi. Sementara itu, beliau duduk di samping kiri saya. Kala itu perjalanan pulang dari ibu kota provinsi Jawa Tengah. Beliau bercerita kepada saya tentang model kepemimpinan yang dilakoninya. Ini rahasia dapur yang tidak diketahui oleh banyak orang.
Beliau mengatakan, "dadi pemimpin kui, ora kakean aruh-aruh. Terus berlatihlah tersenyum kepada siapa saja. Terutama kepada orang-orang yang tidak kau sukai."
Wadidaw. Kalimat cukup sederhana. Namun, implementasinya tidak mudah. "Ora kakean aruh-aruh". Maksudnya, ketika menjadi pemimpin, tidak terlalu banyak berkomentar. Seorang pemimpin tidak perlu mengomentari hal-hal kecil. Misalnya, mengomentari cara berpakaian orang, selera makan orang, dsb. Berkomentar soal hal pribadi orang lain patutlah dihindari.
Yang kedua tentang senyum kepada semua orang, terutama kepada orang yang tidak disukai. Bagi pemimpin ini penting. Sebab, pemimpin tidaklah bijak kalau terlihat membenci orang lain. Bagi seorang pemimpin, lebih baik bersikap baik kepada semua orang.
Pesan yang saya peroleh dari beliau kesannya sederhana. Tapi, pesan kepemimpinan ini tidak mudah diterapkan. Apalagi soal senyum itu. Sebab, ada kecenderungan nafsu hewani dalam diri. Seseorang akan lebih tersenyum kepada orang yang disukainya. Sebaliknya, manusia sulit tersenyum pada orang yang ia benci. Jadi, seorang pemimpin yang baik perlu memiliki kuasa dalam menahan diri dengan tetap tersenyum.
Jumat, 4 Maret 2022
Rahma Huda Putranto
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment