Skip to main content

Featured Post

Profil Rahma Huda Putranto

Rahma Huda Putranto, S.Pd., M.Pd.  adalah Duta Baca Kabupaten Magelang yang   lahir di Magelang, pada tahun 1992, lulus dengan predikat cumlaude dari Jurusan S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang tahun 2014. Pernah menempuh Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Selain itu, gelar magister bidang pendidikannya juga diperoleh melalui Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Penulis pernah bekerja sebagai guru di SD Muhammadiyah Borobudur. Kemudian mendapat penempatan di SDN Giripurno 2 Kecamatan Borobudur sebagai Pegawai Negeri Sipil. Terhitung mulai tanggal 1 Maret 2018 mendapat tugas baru di SD Negeri Borobudur 1. Alamat tempat tinggal penulis berada di dusun Jayan RT 02 RW 01, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, penulis dapat dihubungi melalui email r_huda_p@yahoo.co.id. Penulis pernah mengikuti program Latihan Mengaj...

Bukan Kiai Haji Ahmad Dahlan yang Mengusulkan Nama Muhammadiyah

Weits. Ternyata bukan Sang Pendiri Muhammadiyah yang memberikan nama Muhammadiyah. Muhammadiyah kini dikenal sebagai salah satu organisasi Islam di Indonesia. Gerakan Islam ini bergerak di bidang pendidikan, kesehatan dan sosial-kemanusiaan. Memiliki puluhan ribu sekolah dari tingkat PAUD hingga perguruan tinggi. Memiliki ribuan klinik, balai pengobatan hingga rumah sakit. Belum lagi adanya panti asuhan, panti rehabilitasi, panti jompo dan lain sebagainya.

Pendiri Muhammadiyah adalah K.H. Ahmad Dahlan. Kiai yang mendapat pengakuan dari negara sebagai pahlawan nasional ini ternyata bukan orang yang memberikan nama Muhammadiyah. Walau begitu, beliau lah yang mengawali pemikiran akan pentingnya sebuah organisasi. Terutama bagi keberlangsungan dakwah Islam.

Pencetusan nama Muhammadiyah berasal dari Muhammad Sangidu. Salah satu saudara/keluarga dari Kiai Ahmad Dahlan ini mengusulkan nama Muhammadiyah kepada Kiai Dahlan. Muhammadiyah berarti pengikut Nabi Muhammad SAW. Nabi yang merupakan contoh terbaik bagi umat manusia.

Usulan nama Muhammadiyah pun tidak serta merta langsung disetujui oleh Kiai Dahlan. Kiai Dahlan melakukan shalat Istikharah berulang-ulang. Hasil yang "muncul" untuk nama organisasi ini adalah Muhammadiyah.

Akhirnya ditetapkan nama Muhammadiyah sebagai nama organisasi Islam ini. Muhammadiyah secara resmi didirikan pada 18 November 1912. Namun baru pada 20 Desember 1912, Muhammadiyah didaftarkan secara resmi sebagai badan hukum di Pemerintah Hindia Belanda.

Awalnya Pemerintah Hindia Belanda hanya memberikan izin operasional Muhammadiyah di wilayah Yogyakarta saja. Maka, embrio Muhammadiyah di daerah lain tidak serta merta langsung menggunakan nama Muhammadiyah. Baru kemudian ketika organisasi ini diizinkan untuk beroperasi di seluruh wilayah Hindia Belanda, namanya berubah menjadi Muhammadiyah. Berkembang pula cabang dan ranting di hampir seluruh wilayah Hindia Belanda.

Ini sekelumit kisah ini membuktikan bahwa K.H. Ahmad Dahlan bukan seorang yang tertutup. Beliau memiliki sikap terbuka. Ia membuktikan dirinya siap menerima masukkan yang baik. Walau usulan tersebut bukan berasal dari dirinya. Buktinya, nama Muhammadiyah ini diperoleh dari usulan Muhammad Sangidu, yang seiring perkembangan zaman dikenal sebagai penghulu keraton ke-13.

Untuk lebih lengkapnya, simak kisah tersebut di kajian Majlis Tabligh PP Muhammadiyah edisi 24 Oktober 2022:



Comments

Baca Juga