Featured Post
- Get link
- X
- Other Apps
Cara Membuat Program Muhammadiyah
Kini tiba saatnya untuk membahas jawaban atas satu pertanyaan ini. Bagaimana cara membuat program Muhammadiyah pada suatu Cabang? Pertanyaan ini urgent dijawab. Selain seperti yang saya ungkapkan di tulisan sebelumnya. Bahwa Cabang Muhammadiyah perlu memiliki program yang ditulis, yang dapat dibaca dan dipahami oleh setiap orang terutama warga Muhammadiyah yang berada di bawah naungannya.
Pertanyaan di atas saya coba jawab dengan penalaran pribadi saya. Penalaran ini saya lakukan setelah saya bertanya kesana-kemari. Saya bertanya tentang bagaimana cara membuat program ini ke beberapa senior. Jawabannya diantaranya: menurunkan dari program pimpinan di atasnya; menyesuaikan program prioritas dalam Tanfidz Muktamar, dsb. Bahkan ada yang menjawab dengan istilah “kearifan lokal”.
Pimpinan Cabang bebas mengembangkan programnya sesuai dengan kearifan lokal yang ada. Tidak perlu berpikir terlalu “njlimet”. Apalagi membandingkan program prioritas di tataran atasnya. Yang penting buat saja. Bikin sesuai situasi dan kondisi sekitar.
Saya setuju dengan semangat di atas. Tapi untuk mendeskripsikan “kearifan lokal”, kita membutuhkan metode. Jangan sampai yang kita anggap kearifan lokal ternyata bukan kearifan lokal. Yang kita anggap program ternyata bukan program yang ideal khas Persyarikatan.
Sampai disini, selain metode, kita juga membutuhkan rambu-rambu. Tujuannya agar program yang lahir tidak keluar dari koridor organisasi Muhammadiyah. Ketika keluar dari koridor, warga Muhammadiyah akan mempertanyakan. Apakah program berbasis “kearifan lokal” ini memiliki “cita rasa” Muhammadiyah?
Maka untuk menjawab “bagaimana cara merumuskan program di Persyarikatan?”, saya menyandarkannya pada tulisan singkat yang berjudul “Jurus Pengembangan Cabang dan Ranting”. Tulisan karya Ashad Kusuma Djaya ini dapat didownload di website resmi LPCR. Setidaknya ada tiga pertanyaan yang perlu dijawab sebelum merumuskan program. Saya mencoba menuliskannya kembali dengan “gaya” tulisan saya.
- Apa yang dibutuhkan umat?
- Apa dimiliki persyarikatan/Siapa yang memiliki?
- Bagaimana cara menjawab kebutuhan umat melalui apa yang kita miliki?
Ketiga pertanyaan di atas akan memandu kita dalam membuat program. Program akan lahir seketika kita menjawab pertanyaan yang ketiga. Akan tetapi, sangat tidak ideal jika langsung menjawab pertanyaan nomor 3 dengan mengesampingkan pertanyaan nomor 1 dan 2.
Maka, mau tidak mau pertanyaan di atas perlu dijawab secara berurutan. Pembaca pasti merasa pertanyaan 1 dan 2 bukanlah sesuatu yang mudah dijawab. Tapi sulit bukan berarti tidak mungkin terjawab. Maka dari itu, tulisan selanjutnya saya akan mencoba mencari “cara” untuk menjawab pertanyaan yang pertama. Yaitu tentang kebutuhan umat. Keberpihakan umat hanya akan dicapai jika kebutuhannya dapat dipenuhi dalam persyarikatan.
Rahma Huda Putranto
Borobudur, 27 April 2023
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment