Hari ini, saya mengikuti kegiatan menulis dengan
menggunakan teknik menemu baling,
menulis dengan mulut membaca dengan telinga. Hal
ini menjadi sesuatu yang baru. Alhamdulillah
saya bisa ikut. Dan ini menjadi pengalaman
saya yang pertama berkunjung di P4TK seni budaya
Yogyakarta. Sungguh sangat
mengesankan. Karena di awal
perjalanan, saya sempat kesasar di beberapa tempat. Walaupun saya sudah punya bayangan P4TK
ada di sana. Namun bayangan itu berbeda.
Aku kesasar sampai di Pakem dan saya terkejut, ternyata di sana ada RSJ. Padahal saya tidak bermaksud untuk mengobati
jiwa di RSJ tersebut. Pada awalnya saya menggunakan jalur alternatif Tempel belok kiri. Harapannya saya bisa sampai di Pondok Pesantren Pandanaran. Ternyata jalur tersebut tembusnya di Pakem. Sesampainya di P4TK Seni
Budaya Yogyakarta, saya terkejut, fasilitasnya luar biasa.
Ini adalah P4TK kedua yang saya kunjungi setelah P4TK IPA di Bandung. Disini saya lihat
fasilitas yang sangat maju dan
bagus. Keterkejutan saya, ternyata bangsa
Indonesia memiliki fasilitas untuk peningkatan kompetensi guru dengan sangat
hebat. Dari segi luas, P4TK Seni Budaya LEBIH
paling luas bila dibandingkan dengan P4TK IPA. Saya suka melihat asrama P4TK Seni Budaya karena memiliki fasilitas yang lengkap dan baru.
Saya terkejut saat
pembukaan kegiatan ini. Pada sambutannya, Bapak Plt Kepala, Kabid Fasilitasi
Peningkatan Kompetensi mengatakan bahwa pendidikan
adalah mempersiapkan masa depan. Membicarakan masa
depan Indonesia, ada tantangan yang besar bagi bangsa Indonesia yaitu
bangsa Indonesia memiliki bonus demografi yang harus dimanfaatkan. Karena apabila bonus demografi ini tidak
dimanfaatkan, akan menjadi
beban bagi bangsa dan negara.
Fenomena saat ini,
negara yang maju bukanlah negara dengan jumlah penduduk yang besar. Akan tetapi negara yang maju
adalah negara yang mampu memanfaatkan potensi atau peluang yang ada. Dalam konteks ini, kita bisa
belajar dari Islandia. Islandia
adalah negara kecil dengan jumlah penduduk hanya tiga ratus ribu. Negara ini tertutup dengan es. Akan tetapi Islandi mampu meloloskan diri untuk pertama kalinya di Piala Dunia
2018. Dan yang mengejutkan lagi adalah pelatihnya berprofesi sebagai dokter gigi. Ketika ditanya, dokter gigi yang menjadi pelatih sepak bola Timnas
Islandia ini menjawab pertanyaan
mengapa engkau bisa meloloskan Islandia ke Piala Dunia 2018 di Rusia. Jawabannya ternyata simpel dia
mengatakan bahwa saya adalah orang yang paling tahu keadaan anak-anak
saya.
Ditulis dengan
Menemu Baling oleh Rahma Huda Putranto, S.Pd., Guru SDN Giripurno 2, Kecamatan
Borobudur.
Telah dishare di
rahmahuda.blogspot.com
Comments
Post a Comment