Featured Post
- Get link
- X
- Other Apps
Prof. Noeng Muhadjir: Hukum Keteraturan Hidup Manusia
Hidup manusia itu memiliki keragaman sangat luas. Yang satu lebih suka kerja keras, yang lain menyukai hidup santai, yang satu tampil ulet meski selalu gagal, yang lain mudah putus asa. yang satu berteguh pada prinsip dan sukses dalam hidup. Yang lain berteguh pada prinsip dan tergilas habis.
Apakah nasib-nasib mereka itu takdir? Konsep takdir telah banyak diartikan keliru. Alam semesta memang mengikuti takdir Allah. Sedangkan kehidupan manusia bukan mengikuti takdir Allah, melainkan mengikuti sunnatullah. Mengikuti hukum yang sifatnya indetermine.
Mampu membaca kapan harus menampilkan teguh pada prinsip, kapan diam, dan kapan berbicara dalam nada bagaimana, dia akan sukses beramar ma'ruf nahi mungkar. Secara membabi buta menampilkan teguh pada prinsip, mungkin tergilas, entah mati ditembak, entah dijebloskan di penjara. Menjadi kaya itu hak setiap orang, tetapi menjadi kaya dengan fasilitas KKN, perlu digugat. Karena hasil karyanya menjadi kaya bukan mengikuti sunnatullah. Menyandang gelar doktor dari ijazah yang dibeli atau memperolehnya dengan persyaratan tak memadai, perlu digugat. Karena doktornya diperoleh tidak mengikuti sunnatullah.
Lalu, apa sunnatullah itu. Manusia mempunyai kemampuan untuk memilih yang baik dan menghindari yang tidak baik. Dataran baik tersebut dapat berada pada dataran kehidupan pragmatik sampai pada tataran moral human ataupun moral religius. Memilih kerja yang mempunyai prospek untuk menghidupi keluarga, merupakan kebebasan memilih manusia, dengan konsekuensi ditempuh nya keteraturan sunatullah. Harus belajar keras dalam bidang yang dipilihnya. Harus tekun bekerja dan berupaya berprestasi di dunia kerjanya.
Untuk diterima kepemimpinannya, seorang pemimpin perlu berupaya menjadi shidiq, menjadi amanah dan juga maksum. Shidiq, artinya dapat dipercaya, selalu berkata, dan berbuat jujur-benar. Amanah berarti menjaga hak yang dipimpinnya. Hak mengatur bukan untuk mengambil hak yang dipimpinnya, melainkan mengatur bukan untuk mengambil hak yang dipimpinnya, melainkan mengatur agar hal yang dipimpinnya dapat diperkembangkan bagi kepentingan yang dipimpinnya. Maksum artinya tidak pernah punya niat tidak baik bagi yang dipimpinnya. dia melarang, agar tidak terjerumus pada langkah salah, dia mendorong agar ia lebih berhasil.
Dengan kemampuan seperti itu rakyat yang dipimpinnya akan rela hidup prihatin pada krisis moneter seperti yang dialami asia ini. Bila pimpinannya tidak demikian, rakyat akan menolak diajak hidup prihatin dan berkorban. Itu adalah sunnatullah. Faktor dan variabel yang berperan dalam kehidupan manusia itu sangat banyak. Sebagian tidak terpantau dan sementara orang lain menonjolkan faktor tertentu, yang lain mengutamakan faktor yang berbeda, sehingga hasil yang diperolehnya berbeda. Kita tidak selalu dapat memprediksi secara linear. Itulah ilmu tentang kehidupan manusia, itu lebih merupakan soft science.
Tulisan diatas merupakan tulisan yang paling berkesan bagi saya ketika membaca buku filsafat ilmu edisi kedua karya Prof. Noeng Muhadjir.
23.55, Senin, 8 Januari 2018
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment