Waktu Ahad sore biasanya dihabiskan untuk berkumpul bersama keluarga. Waktu di penghujung hari libur seperti ini biasanya dihabiskan untuk kegiatan bersama, seperti makan malam di luar atau di rumah pun jadi. Yang penting makan enak.
Ahad kali ini (11/2/2018) aku dan keluarga kecilku memiliki pengalaman yang berbeda dari biasanya. Perbedaan ini terletak pada pengalaman makan malam di suatu restoran di Borobudur. Memang tidak biasanya kami memutuskan untuk makan malam di resto. Biasanya resto tidak menjadi pilihan karena pertimbangan harga yang "spesial" berbeda dengan warung-warung di pinggir jalan.
Menu spesial di resto ini adalah nasi goreng. Sehingga istriku memesan nasi goreng spesial. Sedangkan aku memesan mie goreng. Sambil menunggu pesanan datang, kami bergantian "momong" Rafi. Rafi terlihat senang dan menikmati suasana resto ini.
Akhirnya setelah menunggu cukup lama, pesanan kami datang juga. Biasa, kami langsung saling bertukar menu untuk mengicipi makanan yang sengaja dipesan dengan jenis yang berbeda. Namun, belum sampai suapan yang kesepuluh kejadian luar biasa terjadi.
Tiba-tiba Rafi menangis. Menangis sambil berteriak. Tangisan ini membuat semua orang memperhatikan meja tempat kami makan. Ada juga yang membisiki kalau anak saya menangis karena ada makhlus dari alam lain yang mengganggu. Namun, aku tidak percaya dengan hal-hal seperti itu. Apalagi hal-hal yang berbau mistik dan jauh dari akal rasional.
Ternyata Rafi merasa ngantuk. Istriku berusaha sekuat tenaga untuk memberinya air susu ibu. Namun tetap saja menolak. Pada saat itu juga aku ingat, kalau Rafi memiliki kebiasaan sebelum tidur. Yaitu "ngolet" sambil "ngglinding" di atas tempat tidur. Ini yang tidak bisa dilakukan di resto ini.
Akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Makanan yang baru saja terhidang berakhir dengan dibungkus. Sesampainya di rumah tidak sampai lima menit dan setelah ngglundung beberapa kali, Rafi langsung terbaring pulas.
Hikmah
Makanan seenak apapun, semahal apapun, kalau anakmu nangis terus, jadinya tidak enak. Jadi betul, ketika anak menderita, secara otomatis orang tua juga akan merasakan penderitaan yang sama. Hmm, apa ini yang namanya ikatan batin? Bismillah. Mudah-mudahakan kita diberi kemudahan oleh Allah SWT dalam mendidik anak.
Borobudur, 12 Februari 2018
Comments
Post a Comment