Featured Post
- Get link
- X
- Other Apps
Kembali ke Pangkuan SDN Borobudur 1
Sampai juga waktunya. Rabu, 14 Februari 2018 menjadi hari yang penting bagiku. Secara resmi aku "unjuk muka" ke SDN Borobudur 1. SD yang memiliki kenangan spesial di hati. Mengingat di SD inilah aku menghabiskan masa kecilku selama enam tahun. Banyak kenangan suka maupun duka aku alami disini. Mulai dari kenangan ikut pentas "ndayakan", seleksi lomba senam yang aku tak pernah lolos, sampai aku mendapat " paraban" yang semua itu menjadi hal yang lucu untuk dikenang.
Unjuk muka ini dilakukan oleh saya, Bu Fatul, Bu Suci dan Bu Is. Berhubung saya satu-satunya lelaki di"pisowanan" ini, secara spontan akulah yang membuka pembicaraan terkait maksud dan tujuan. Seperti biasa aku ungkapkan maksut kedatangan kami dalam rangka silaturahmi, menindaklanjuti amanah bapak kepala UPT untuk segera unjuk muka, dan memohon arahan sebelum kami bertugas di SDN Borobudur 1 yang dikenal sebagai SD Unggulan di Kecamatan Borobudur.
Ketika unjuk muka ini aku langsung ditemui di kantor ruang tamu oleh Kepala Sekolah SDN Borobudur 1, ibu Ninik STW. Beliau bercerita bahwa saya adalah salah satu murid beliau. Memang saya dulu sering bertemu dengan bu Ninik ketika masih menjadi murid dan guru. Walau bu Ninik tidak mengajar saya secara langsung. Karena bu ninik mengajar kelas 4 A, sedangkan saya di kelas 4 B.
Banyak pesan-pesan khusus yang disampaikan kepada kami. Yang sebelumnya sudah aku awali dengan pertanyaan mengapa SDN Borobudur 1 mendapat predikat sekolah unggul. Menurut pengakuan bu Ninik, sekolah unggulan merupakan program kerjasama antara Pemkab Magelang dengan LPMP Jateng. Melalui program ini, Pemkab memilih satu SD Unggulan di setiap kecamatan. SD yang dinyatakan sebagai sekolah unggulan inilah yang akan dibina dan dibimbing langsung oleh LPMP sampai tahun 2019. Pembinaan ini dilakukan secara bertahap dan sudah dimulai sejak kepemimpinan kepala SDN Borobudur 1 masih dipegang oleh Ibu Imroyatun. Program-program yang sudah terlaksana antara lain perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, penelitian tindakan kelas, dan lain sebagainya. Program ini dilaksanakan dengan cara guru-guru SD Unggulan diundang ke LPMP, kunjungan monitoring dari LPMP ke SD unggulan dan ada juga program studi banding ke SD Unggulan di sekolah lain.
Pesan khusus dari Bu Ninik kepada kami adalah:
1. Penyesuaikan diri
Penyesuaian diri ini penting dilakukan oleh kami. Yang mungkin di sekolah sebelumnya jumlah rekan sejawat hanya 7-12 orang namun di SDN Borobudur 1 ini nantinya kita akan memiliki rekan sejawat sejumlah 22 orang. Kami harus mengenali sifat dan karakter satu sama lain.
2. Lakukan Kegiatan "Podo Umum e"
Melakukan kegiatan yang "podo umum e" ini menurut pengakuan bu ninik harus dilakukan. Beliau mengaku bahwa dirinya belum mampu menjadi orang yang baik. Namun sedapat mungkin dirinya harus bisa menjadi orang yang sama seperti umumnya. Beliau mencontohkan pada sebua cerita kalau saatnya jam istirahat, guru-guru harus berkumpul di ruang guru. Tidak malah menyendiri di ruang kelas atau mojok sendiri di tempat yang tidak jelas. Kalau permisalan ini terjadi, berarti ada masalah di antara guru. Sehingga Bu Ninik menekankan bahwa ketika jam istirahat guru harus berada di kantor sebagai ajang interaksi antar guru.
3. Kenakalan Siswa dan JWH
Kebetulan ketika kami unjuk muka sedang ada pemanggilan orang tua siswa. Hal ini seolah membuat Bu Ninik bercerita bahwa kenakalan siswa terjadi karena adanya kesempatan dari guru. Misalnya, siswa memiliki waktu istirahat 15 menit. Namun karena kelalaian guru, waktu istirahat molor menjadi 30 menit. Lha, kelebihan waktu inilah yang menimbulkan kesempatan siswa untuk melakukan hal-hal di luar kendali.
Jadi, Bu Ninik secara tegas mengatakan bahwa guru lah yang bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi pada siswa-siswinya. Sehingga Bu Ninik menyarankan kepada setiap guru untuk senantiasa JWH (Singkatan kata bahasa jawa yang artinya harus sering mengingatkan dengan perkataan).
Saya sepakat dengan JWH ini. Karena siswa membutuhkan peringatan-peringatan dalam bentuk verbal. Dalam rangka memberikan reinforcement (penguatan) agar ia tidak ragu terhadap apa yang dilakukannya. Selain itu JWH ini juga sebagai sarana meluruskan karakter yang kurang pas dari peserta didik.
4. Guru SD Unggul ya Harus Unggul
Bu Ninik menekankan kepada kami bahwa kami ditempatkan di SDN Borobudur 1 pasti karena memiliki kualitas kompetensi yang tinggi. Halnini terlihat dari kinerja yang telah dilakukan di sekolah sebelumnya. Bu Suci yang berhasil menuntaskan tugas sebagai bendahara BOS, Operator Sekolah sekaligus merangkap sebagai guru kelas 6. Bu Fatul yang berhasil menuntaskan tugas sebagai petugas aset. Dan saya, seperti yang dikatakan Bu Ninik memiliki keunggulan di bidang karya tulis.
Pandangan Bu Ninik terhadapku ternyata luar biasa. Mengingat selama ini jarang sekali yang memberikan apresiasi kepada saya terkait hobi meneliti, menulis dan membuat media pembelajaran menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Beliau berharap kompetensi-kompetensi tersebut dapat dikembangkan disini. Sehingga kami diharapkan mampu membuat SD ini semakin unggul. Jangan malah terlena terhadap apa yang sudah ada sebelumnya.
Saran Bu Ninik yang terakhir adalah kami harus menguatkan niat ikhlas di dalam lubuk hati yang paling dalam. Karena apabila semua diawali dengan perasaan ikhlas, maka akan berujung pada nikmat kebahagiaan. apabila kita ikhlas, waktu di sekolah terasa singkat. Namun jika tidak ikhlas, pasti di sekolah rasanya lama.
Beginilah lika-liku kehidupan. Yang mengantarkaku kembali ke pangkuan SDN Borobudur 1. Tugas memang berat. Namun kita harus ikhlas. Karena ikhlas menjadi modal bagi kita menjadi guru unggul di SD unggulan ini. Bismillah, mantabkan langkah, lakukan yang terbaik.
Borobudur, 14 Februari 2018
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment