Featured Post
- Get link
- X
- Other Apps
Memilih Penelitian Kuantitatif
Di usia saya yang sekarang, ditambah dengan kondisi yang dihadapi perlu kiranya memikirkan betul-betul jenis penelitian yang akan digunakan untuk tesis, kuantitatif kah atau kualitatif kah. Kalau saja ingin menurut pada idealisme, tentu kualitatif menjadi pilihan yang tepat. Memang secara pengalaman, saya belum pernah menggunakan jenis penelitian ini. Karena tidak memiliki partner atau pembimbing yang dapat mengarahkan. Sebenarnya di strata dua ini menjadi kesempatan bagi saya untuk lebih memperdalam jenis penelitian ini.
Tapi, situasi dan kondisi saat ini membuatku berpikir bahwa jenis penelitian kualitatif kurang tepat untuk menjadi pilihan. Pencarian data melalui wawancara yang mendalam tentunya membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Sedangkan saya harus mampu membagi waktu dengan pekerjaan sebagai guru dan operator bahkan waktu dengan keluarga. Sedangkan dari segi biaya tentu tidak sedikit. Ya kalau sekali datang bisa langsung ketemu koresponden kemudian langsung wawancara, kalau tidak pasti butuh waktu dan biaya lagi.
Tanggung jawab moral terhadap dunia kerja juga mendesakku untuk "menghindari" penelitian yang memerlukan wawancara atau observasi langsung secara mendalam. Bagaimana tidak. Objek penelitian manajemen pendidikan hanya bisa diamati atau diwawancarai ketika jam kerja. Namun ketika pelaksanaan penelitian itu dilakukan saat jam kerja pasti akan membuatku harus izin meninggalkan sekolah. Perasaan "tidak enak" kepada kepala sekolah dan rekan sejawat pasti muncul. Bahkan rasa "tidak enak" dalam hati pasti akan berubah berlipat-lipat ketika meninggalkan murid-muridku.
Solusinya mau tidak mau, idealisme dan ketertarikanku pada jenis penelitian kualitatif harus saya tanggalkan dulu. Pemikiran dan rencana tesisku ke depan harus lah realistis. Atas pertimbangan-pertimbangan di atas, penelitian kuantitatif mungkin akan jadi pilihan untuk tesisku di jurusan MP UAD ini.
Dalam pikiranku, penelitian kuantitatif ini akan aku desain dengan intrumen penelitian berupa angket ditambah dengan observasi dan wawancara secukupnya saja. Harapannya data bisa saya peroleh dengan mudah. Tidak perlu bertemu langsung dengan responden penilitian. Sehingga apabila tidak bertemu yang bersangkutan, angket dapat aku titipkan dan membuat janji untuk saya ambil di kemudian hari.
Menurutku sementara ini, memilih jenis penelitian kuantitatif adalah hal yang paling realistis. Namun, apakah menghindari penelitian jenis kualitatif dalam rangka menekan biaya dan waktu kemudian memilih penelitian kuantitatif sesuatu yang benar dan tepat secara teori keilmuan metodologi penelitian? Saya khawatir, ternyata kenyataannya penelitian kualitatif malah lebih mudah dan murah.
Yah, intelektual boleh salah, tapi tidak boleh bohong.
Mendut, 2 Februari 2018
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment