|
Penyerahan Kenang-Kenangan |
Hari ini SDN Giripurno 2 dan SDN Ngadiharjo 2 melakukan perjalanan wisata ke Tebing Breksi Jogjakarta. Wisata ini dilakukan dalam rangka pelepasan guru dari kedua sekolah tersebut. Guru yang dilepas adalah ibu Suci Ratnawati, guru SDN Ngadiharjo 2 dan saya, Rahma Huda Putranto dari SDN Giripurno 2. Keduanya dipindah ke SDN Borobudur 1. Pelepasan ini dilakukan bersama karena kebetulan memiliki kepala sekolah yang sama.
Ketika acara inti di tebing breksi, saya diberi kesempatan pertama untuk menyampaikan sepatah dua patah kata dalam rangka pelepasan. Setelah mengucapkan salam dan syukur saya menyampaikan beberapa hal.
Pertama, saya setuju kalau forum ini disebut pelepasan bukan perpisahan. Kalau perpisahan kesannya kita bakal jarang bertemu. Namun berbeda dengan pelepasan yang secara implisit dapat diartikan dengan berpindahnya tempat kerja. Dan istilah ini saya benarkan karena kami masih akan sering bertemu. Entah di forum KKG atau pun di forum perkumpulan guru yang lain.
Kedua, saya mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar SDN Giripurno 2 yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk bergabung menjadi keluarga SD yang luar biasa ini. Saya pun masih ingat bagaimana sambutan ketika pertama kali saya datang di SDN Giripurno 2. Sebelum sampai di SD Giripurno 2, untuk pertama kalinya Pak Juarimin adalah guru yang memanggil nama saya. Hal ini sangat berkesan sekali. Mengingat saya datang tidak kenal siapa-siapa namun ternyata ada yang sudah mengingat namaku. Sesampainya di SDN Giripurno 2 saya langsung diikutkan dalam forum doa bersama kelas 6. Padahal kedatanganku kali ini hanya mencari tahu dimana sebenarnya letak SDN Giripurno 2 itu.
Saya sebut SDN Giripurno 2 ini luar biasa karena berkali-kali menjadi siswanya mendapat juara 1 voli di tingkat kecamatan. Padahal kala itu SDN Giripurno 2 tidak memiliki guru olahraga. Tapi mampu mengalahkan SD yang memiliki guru olahraga. Artinga SDN Giripurno 2 memiliki aset sumber daya manusia berupa guru yang mumpuni.
Kesan luar biasa juga terkesan ketika akreditasi SDN Giripurno 2. Dimana semua guru bahu-membahu melengkapi berkas dan kebutuhan yang tertulis dalam standar akreditasi. Bahkan ada yang sampai tidak tidur. Totalitas yang belum pernah saya temukan di tempat lain.
Ketiga, saya mengakui dari hati yang paling dalam bahwa kinerja saya masih jauh dari harapan. Sehingga saya dengan penuh kerendahan hati memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan yang saya lakukan. Terutama soal tutur kata atau tingkah laku yang membuat tidak berkenan di hati.
Keempat, saya ingin mengungkapkan bahwa SDN Giripurno 2 menjadi tempat dimana saya tumbuh berkembang. Saya ingat betul bagaimana Pak Purwadi dulu mengusulkan saya untuk menjadi kandidat pengurus organisasi profesi. Ingat juga ketika video pembelajaran yang dibuat di SD ini mampu meloloskan saya maju menjadi finalis Lomba Inovasi Pembelajaran tingkat Provinsi Jawa Tengah. Tidak pernah terlupa juga, hasil penelitian yang membawa saya seminar sampai di Ke Kemdikbud di Jakarta, P4TK IPA di Bandung, dan P4TK Seni Budaya di Jogja.
Saya ingat juga di melalui media pembelajaran yang digunakan PKG mampu meloloskan saya menjadi finalis Lomba Pembuatan Bahan Ajar Berbasis TIK yag diselenggarakan Pustekkom Kemdikbud. Belum lagi beberapa artikel populer yang dimuat di beberapa media cetak. Semua itu tak lain dan tidak bukan, karena SDN Giripurno 2 menjadi laboratorium pengembangan pendidikan yang nyaman dan kondusif.
Dan tidak terlupa, saya bisa melanjutkan studi S2 karena adanya pinjaman lunak dari SDN Giripurno 2. Ketika saya harus beranjak dari SD ini, otomatis saya harus cuti kuliah.
Kelima, harapan saya silaturahmi di antara kita tetap terhubung. Karena hubungan adalah hal utama yang harus selalu dijaga. Tidak boleh kita mengorbankan hubungan hanya untuk kepentingan sesaat. Saya pun berkomitmen untuk selalu membela SDN Giripurno 2 dalam rangka menjaga nama baik yang selama ini sudah sangat baik.
|
Tampak tebing Breksi dari puncak sebelah Timur |
Pesan dari Bu Eny
Penyampaian dari saya oun berakhir. Kemudian dilanjutkan oleh ibu Suci. Yang langsung ditanggapi oleh ibu Eny Ma'rifah selaku kepala sekolah. Ibu Eny menyampaikan sambutan dengan uraian air mata. Terasa sekali naluri keibuan. Karena hal itulah pesan-pesan beliau sampai di hati sanubariku.
Pesan beliau adalah harus dipahami bahwa keadaan di SD lama dengan SD yang baru berbeda. Kami diminta untuk dapat menyesuaikan diri secepat dan sebaik mungkin. Selain itu, bawa yang baik-baik dari SD yang lama ke SD yang baru. Tinggalkan yang buruk di SD yang lama saja.
Tetap sambung tali silaturahmi. Silaturahmi ini harus selalu dijaga. Karena ada riwayat hadist yang mengatakan tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi.
Kalian dipindah ke SD Unggulan benar-benar karena prestasi. Tingkatkan keunggulan kalian, berikan yang terbaik. Diungkapkan juga oleh ibu Eny sambil tersenggukan bahwa kepindahan saya ini mengagetkan dirinya. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa selain mendukung dan mendoakan kami berdua.
Inilah kisahku hari ini. Tulisan ini ditulis ketika perjalanan pulang ke Borobudur. Semoga apa yang kita harapkan dikabulkan oleh Allah SWT. Dalam hati saya juga bersedih, namun semua harus tetap maju ke depan. Bismillah. Allahu Akbar.
Selasa, 27 Februari 2018
Comments
Post a Comment