Featured Post
- Get link
- Other Apps
Pentingnya Pengetahuan Tentang Latar Belakang Siswa
Kesan di hari kedua, alhamdulillah bisa ikut menyambut siswa di pintu gerbang sekolah. Banyak siswa yang belum berpakaian dengan rapi. Beberapa siswa juga di antar dengan mobil. Ada juga siswa yang berjalan masuk ke gerbang sekolah dengan ceria dan senyum yang lebar. Namun ada juga yang berwajah cemberut. Terakhir sebelum masuk, ada sekelompok siswa laki-laki masuk ke halaman sekolah bersama-sama.
Analisa berlanjut ke situasi di dalam kelas 4 B. Hari ini saya mencoba tidak menggunakan media audio visual. Saya mengandalkan volume suara yang keras. Namun hasilnya tidak ada perhatian dari siswa. Banyak yang ngobrol sendiri. Jalan-jalan. Bermain mainan.
Saya mencoba mengambil beberapa mainan yang sedang dimainkan. Ada yang menangis. Walau tangisan itu disebabkan karena sorakan siswa yang lain. Bukan karena penyesalan karena telah bermain di saat jam pelajaran. Ketika mengambil mainan ini, saya mencoba memberikan peringatan agar tidak mengulanginya lagi. Sekaligus membuat aturan baru untuk tidak bermain kartu remi. Entah itu saat jam pelajaran atau istirahat.
Setengah jam sebelum pelajaran berakhir, aku tinggalkan muridku karena mendapat tugas dari ibu kepala sekolah untuk membantu pendirian tenda guna pesta siaga di halaman komplek kantor pemerintah Kabupaten Magelang. Saat aku tinggalkan. Tidak ada rasa penyelasan di benak anak-anak. Masih saja mengobrol sendiri.
Solusi
Latar belakang siswa menjadi fokus perhatian. Dilihat dari cara berpakaian, semua pakaian yang dipakai rapi disetrika. Berangkat sekolah kebanyakan di antar. Dilihat dari latar belakang pekerjaan orang tua juga sangat beragam. Simpulan umum yang diperoleh, kebanyakan siswa berasal dari latar belakang keluarga yang mampu. Dengan pola asuh yang tentu tercukupi mulai dari kebutuhan primer sampai tersier.
Solusi yang dapat dirumuskan untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah:
1. Penggunaan media pembelajaran. Minimal media pembelajaran audio visual berbentuk video
2. Memulai pembelajaran dengan ice breaking berbentuk permainan. Ice breaking bermanfaat untuk mengalihkan perhatian siswa.
3. Pembelajaran dengan pola kelompok diskusi belajar. Hal ini membuat guru lebih mudah mengkontrol siswa.
4. Menghindari dominasi metode ceramah. Anak cenderung tidak suka dan tidak akan "digagas".
5. Bertindak tegas akan peraturan yang telah dibuat. Terutama soal siswa yang bermain ketika guru mengajar. Ambil saja mainannya, jangan khawatir mereka tidak mampu membelinya lagi.
6. Peringatkan konsekuensi dari tindakan menyimpang. Urutan sanksi yang dapat dilakukan adalah keluar kelas, sampaikan ke wali murid, home visit dan pemanggilan orang tua.
7. Jangan gunakan nada tinggi terlalu sering. Alalagi menggunakan kata negatif dan melukai perasaan.
8. Berikan pujian yang dibalut dengan motivasi. Pujian ini lebih berhasil bagi anak-anak yang di rumah sering dimanja dan jarang diberi kasih sayang orang tua.
Inilah pelajaran yang saya peroleh. Pelajaran ini bersumber dari perenungan atas apa yang sudah dilakukan oleh siswa. Saya menuliskan da memikirkan hal ini karena dorongan pribadi. Agar kualitas pembelajaran meningkat dan hasil belajar siswa kelas 4B mampu meraih hasil yang memuaskan.
Borobudur, 2 Maret 2018
- Get link
- Other Apps
Comments
Post a Comment