Featured Post
- Get link
- X
- Other Apps
Kerja Keras Sedari Muda
Saya semalam mendapatkan tugas untuk membuat kupon doorprize jalan sehat RT 02 RW 01 Jayan Borobudur. Saya membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan tugas ini. Bantuan tersebut dibutuhkan ketika memasuki proses pemotongan. Solusinya saya pergi ke Panti Asuhan Darul Hikmah Putri Muhammadiyah Borobudur. Ada beberapa kawan yang membantu saya menyelesaikan tugas ini.
Tepat setelah tugas pemotongan kartu doorprize ini selesai. Kami diminta keluar dari area panti karena sudah jam malam. Kami semuanya bubar pulang ke rumah masing-masing. Kepulangan saya melewati pos ronda. Terlihat masih ada beberapa orang di pos ronda. Ada pak dokter Eka Ari Wibawa, Pak Andreas, Pak Triman dan Pak Munthu. Akhirnya aku berhenti di pos ronda yang baru saja selesai dibangun ini.
Obrolan di antara kami berisi pembicaraan yang ringan namun berkesan. Dokter Eka bertanya bahwa tadi malam siapa yang bermain tenis meja di pos ronda sampai jam 2 pagi. Pak triman bertanya apakah beraktifitas nya semalam bersama dengan tetangga tetangga yang lain itu mengganggu jam tidur pak dokter Eka. Sehingga pak dokter Eka tahu kalau pak Triman dkk bermain tenis meja sampai pagi. Pak dokter menjawab "oh tidak saya tidak terganggu karena jam segitu saya biasanya memang belum tidur".
Dari obrolan mereka berdua, malah saya yang penasaran. Bagaimana seorang dokter dengan jam terbang tinggi bisa bertahan tidak tidur sampai larut malam. Setelah aku menjawab, ternyata jawabannya bijak. Beliau bercerita kepada saya bahwa dia tidak bisa tidur lebih awal. Karena beliau biasanya tidur setelah jam satu dini hari.
Aku tidak puas dengan jawaban itu. Aku merasa harus mengetahui lebih banyak soal jam tidur. Karena selama ini saya "bermasalah" dengan tidur. Dominasi rasa ingin tidur selalu hinggap ketika di rumah harus mengerjakan tugas tambahan dari tempat kerja.
Aku menerka kebiasaan itu berasal dari aktivitas beliau saat menjadi mahasiswa kedokteran di Universitas Diponegoro dulu. Aku pun bertanya "apakah memang ini kebiasaan sejak mahasiswa dulu dok?" Beliau menjawab dengan sedikit merendah"Oh iya, malam harus belajar dan mengerjakan tugas. Kalau siang itu untuk "main". Kan kuliah itu untuk main". Beliau menambahkan cerita bahwa apabila esok pagi ada ujian, mahasiswa kedokteran banyak yang tidak tidur. Teman seangkatannya pak dokter banyak yang berkumpul di kosnya untuk belajar.
Pelajaran
Saya mendapat pelajaran yang sangat berharga. Kebiasaan bekerja keras sewaktu muda berefek besar pada kesuksesan di masa depan atau di masa tua. Aktivitas sewaktu muda sibuk manfaatnya adalah minimal tidak merasa kaget ketika di usia dewasa menghadapi tugas pekerjaan yang berat dan datang bertubi-tubi.
Saya sewaktu muda tepatnya ketika memasuki tahun pertama sampai ketiga kuliah pernah menjadi orang yang sangat sibuk. Sibuk dalam mengurus organisasi kemahasiswaan. Namun di tahun keempat ketika semua jabatan keorganisasian saya lepas dengan alasan fokus skripsi malah membuat saya tidak sibuk lagi.
Efek "tidak sibuk" di akhir masa muda membuat saya benar-benar merasakan batunya. Apalagi di saat seperti sekarang ini. Sudah menikah, memasuki dunia kerja yang penuh persaingan dan tekanan. Saat seperti inilah saya benar-benar merasakan dunia orang dewasa.
Inilah dunia orang dewasa. Dimana seorang dewasa itu harus berperan di berbagai tempat. Peran inilah yang melahirkan tanggung jawab. Tanggung jawab orang dewasa di tempatnya bekerja. Punya juga tanggung jawab di keluarga sebagai kepala keluarga atau anggota keluarga.
Dunia dewasa yang penuh kesibukan ini sebenarnya biasa saja bagi orang yang sudah terbiasa sibuk di masa mudanya. Kalau tidak terbiasa sibuk pasti akan terasa kaget. Mudah pusing, mudah lelah. Bagi yang masa mudanya tidak terbiasa sibuk, ada beberapa tips agar terbiasa dengan kesibukan. Tidak ada kata terlambat.
Pertama, atur kembali pola pikir. Yakini bahwa kesibukan bukanlah suatu hal yang harus dihindari apalagi dijadikan beban. Harus dipahami bahwa kesibukan adalah jalan atau sarana untuk mencapai tangga kehidupan yang lebih tinggi. Kesibukan inilah yang nantinya membedakan antara orang biasa dengan orang yang luar biasa. Orang yang luar biasa pasti akan menyelesaikan tugas dengan penuh tanggung jawab. Tidak pernah pula menghindari ataupun menolak tugas. Jadi sudah akrab dengan kesibukan.
Kedua, biasakan diri dengan tugas. Jangan takut menerima tugas. Laksanakan setiap penugasan dengan senang hati. Hindari pemikiran yang terlalu berorientasi pada materi. Kebiasaan melaksanakan tugas yang membuat seseorang terbiasa. Kalau sudah terbiasa, kesibukan tidaklah jadi beban. Otak dan tubuh akan secara otomatis menghadapi kesibukan.
Ketiga, jangan terbiasa mengeluh. Mengeluh itu sedikit demi sedikit menggerus semangat kita. Ketika semangat itu habis, orientasi kita akan menyimpulkan bahwa kesibukan itu hanya menjadi beban. Rasa malas pun muncul. Waktu akan habis untuk digunakan mengeluh, sampai-sampai tugas terlupakan untuk ditunaikan.
Keempat, jangan mudah merasa lelah. Merasa lelah hanya membuat kita tidak mau berusaha. Menggerus semangat. Yang paling parah adalah munculnya perasaan ingin tidur. Merasa lelah sedikit lalu ingin tidur. Ini yang jadi tidak produktif susah berkonsentrasi.
Akhirnya, tidak ada kata terlambat untuk menjadi lebih baik. Kebiasaan masa muda yang tidak terlalu sibuk tidak menentukan masa yang akan datang apabila sekarang instrospeksi diri. Jangan takut tugas dan tanggung jawab. Laksanakan dengan gembira. Macam-macam tugas akan menjadi kesibukan yang otomatis kita laksanakan dengan ringan dan tanpa beban.
Inspirasi Sabtu malam, 26 Agustus 2018
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment