|
Foto bersama peserta Bimtek SPP dan TIK Transformasi Perpustakaan BerbasisSosial, Pejabat Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Jateng, dan Pusdiklat Perpusnas |
rahmahuda.blogspot.com - Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mengadakan Bimbingan Teknis Strategi Pengembangan Perpustakaan dan Teknologi Komunikasi dan Informatika (TIK) untuk Layanan Perpustakaan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial. Kegiatan yang dilaksanakan di Star Hotel Semarang berlangsung Senin (29/4/2019) hingga Kamis (3/5/2019) mendatang.
Bimtek diikuti 52 peserta yang berasal dari Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Magelang, Kabupaten Kendal, dan Kabupaten Brebes. Semuanya mendapatkan penugasan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan masing-masing daerah.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispuspa) Kabupaten Magelang menugaskan 16 orang yang berasal dari unsur pengelola perpustakaan daerah dan perpustakaan desa. Pengelola perpustakaan daerah berjumlah empat orang. Sedangkan pengelola perpustakaan desa berjumlah 12 orang dimana setiap perpustakaan desa mengirimkan dua orang pengelola.
Adapun pengelola perpustakaan desa yang mendapat kesempatan mengikuti bimtek berasal dari Desa Ngablak, Kecamatan Ngablak; Desa Ngablak, Kecamatan Srumbung, Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Desa Sedayu Kecamatan Muntilan, Desa Giyanti Kecamatan Candimulyo; dan Desa Mangunsari, Kecamatan Sawangan.
Dalam sambutannya, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan Nasional RI Drs. Widiyanto, M.Si. mengatakan bahwa perpustakaan kini telah berubah. Perpustakaan bukan lagi berisi tumpukan buku.
"Era masa kini mengharuskan adanya transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Perpustakaan diharapankan menjadi sub-sistem dalam masyarakat. Sehingga keberadaannya dapat memberikan efek positif pada perkembangan masyarakat," ujarnya.
Lebih lanjut Widiyanto menjelaskan, perpustakaan berbasis inklusi sosial harus mampu menyajikan akses sumber pengetahuan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sehingga bimtek ini bertujuan mencetak pengelola perpustakaan desa yang siap mentransformasi diri untuk berinklusi sosial.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah Priyo Anggoro BR, .H., M.Si. ketika sambutan sekaligus membuka kegiatan bimtek menjelaskan bahwa peserta bimtek adalah orang yang nantinya berada dibelakang layar, yaitu orang yang tidak terlihat tapi kemampuannya harus di atas pemustaka perpustakaan desa.
"Pengelola perpustakaan desa diharapkan dapat mengedukasi masyarakat yang tadinya tidak ngerti jadi ngerti, sehingga literasi benar-benar dapat mensejahterakan masyarakat" ujarnya.
Bimtek yang dihadiri pejabat struktural dan fungsional dari Perpusnas RI dan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah ini ditindaklanjuti dengan serangkaian program pendampingan dari Perpusnas RI. Salah satunya adalah pengadaan beberapa unit komputer di masing-masing perpustakaan desa.
Selain itu, program-program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang nantinya dilaksanakan oleh perpustakaan desa akan dipantau melalui aplikasi daring yang dapat dilihat secara real time.
Comments
Post a Comment