Penerbitan buku secara indie kini menjadi pilhan bagi sebagian penulis. Penerbitan secara indie dilakukan dengan cara mengurus sendiri tahapan-tahapan penerbitan buku. Penerbitan secara indie lebih disukai karena bukunya lebih cepat dan pasti terbit.
Banyak penerbit menanggapi trend penerbitan secara indie ini dengan menyajikan beberapa paket penerbitan. Fasilitas yang di dapat pun bervariasi. Begitu pula dengan harga per paket penerbitan yang berbeda-beda.
Ada cara menerbitkan buku dengan murah. Syaratnya penulis harus memiliki beberapa fasilitas berikut PC/ Laptop; Desain grafis untuk perancangan sampul; Self-editing; Penerbit yang mau menguruskan ISBN; dan percetakan.
1. PC/ Laptop
PC atau laptop digunakan untuk proses pengetikan dan layout buku. Pengolahan kata dan layout bisa menggunakan microsoft word atau adobe inDesign. Penulis pemula disarankan menggunakan salah satu dari dua pilihan perangkat lunak pengolah kata tersebut.
Biasanya lebih banyak yang memilih Microsoft Word karena lebih familier. Adobe inDesign seringkali digunakan oleh tukang layout profesional. Bila tidak menguasai adobe inDesign tidak perlu khawatir. Karena Microsoft Word sudah cukup mumpuni untuk digunakan melayout.
2. Desain grafis untuk perancangan sampul
Perancangan sampul bisa juga menggunakan Microft Word, namun kekurangannya adalah tidak bisa dieksport ke format jpeg, png, atau format gambar pada umumnya. Solusinya bisa menggunakan Corel Draw atau canva (dot)com.
Corel draw adalah perangkat lunak untuk memenuhi segala kebutuhan desain grafis. Pembuatan desain grafis melalui corel semuanya dilakukan secara manual. Oleh karenanya kreatifitas dan penguasaan terhadap menu di Corel Draw sangat menentukan hasil desain sampul kita.
Canva menjadi alternatif yang tepat. Canva menyediakan ribuan template desain sampul buku. Isi atau bagian dalam template ini yang nantinya bisa kita ganti-ganti sesuai kebutuhan.
Kekurangan penggunaan canva adalah peluang ditemukannya desain buku yang mirip tergolong besar dan resolusi hasil desain di versi gratisan tergolong sangat kecil. Kemiripan desain dengan buku lain mungkin saja terjadi karena adanya penggunaan template yang sama.
Resolusi gambar hasil unduhan versi gratis tidak mendukung untuk dicetak. Ukuran pixel yang terlalu kecil membuat hasil cetakkannya tidak detail. Parahnya gambar hasil cetakannya akan berbentuk kotak-kotak yang cukup besar.
Solusi pembuatan sampul sebenarnya bisa memadukan canva dengan corel draw. Canva kita gunakan untuk mencari inspirasi cover buku. Corel draw selanjutnya digunakan untuk membuat desain buku sesuai dengan inspirasi yang diperoleh dalam template canva. Sehingga hasil desainnya tidak beresolusi kecil.
3. Self-editing
Self editing diartikan sebagai swa-sunting. Penyuntingan sebenarnya bisa dipelajari. Para penulis yang melakukan swa-sunting bisa menggunakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) sebagai rujukan dalam pembetulan tulisan. Tipsnya self editing dilakukan ketika proses penulisan sudah selesai. Hendaknya ada jeda antara selesai penulisan dan swa sunting agar ada kejernihan berpikir.
4. Penerbit yang mau menguruskan ISBN
International Serial Book Number (ISBN) penting sebagai identitas buku. Adanya ISBN membuat buku memiliki identitas yang jelas. Selain itu ISBN memudahkan para pembaca untuk mencarinya di toko buku. Kemudahan dalam mencari ini bisa diperoleh karena ISBN ini unik dan berbeda antara satu buku dengan buku lainnya.
ISBN hanya bisa diperoleh melalui pihak-pihak yang sudah terdaftar di perpusnas. ISBN kini hanya bisa diusulkan oleh penerbit yang telah memiliki akta notaris dan lembaga yang telah berbadan hukum. Oleh karenanya kita harus pandai berkomunikasi dengan penerbit atau lembaga. Tujuannya agar mereka mau membantu kita dalam pengurusan ISBN.
5. Percetakan
Percetakan juga menentukan harga buku. Banyak percetakan yang kini menyediakan jasa cetak buku. Bahkan tukang foto copy pun menawarkan jasa yang sama dengan harga yang sangat kompetitif. Ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan dalam memilih percetakan, antara lain:
a. Harga terjangkau
b. Mudah diajak berkomunikasi
c. Kualitas cetak mumpuni (Kejelasan hasil cetak mulai dari cover sampai isi halaman)
d. Percetakan mau memperhatikan MoU/ kesepakatan yang telah disetujui bersama pelanggan
e. Penyelesaian order pencetakan dilakukan secara tepat waktu
Itulah tips agar kita bisa menerbitkan buku secara murah dan tetap berkualitas. Kunci murah tidaknya penerbitan buku lebih pada tahapan-tahapan penerbitan yang dilakukan sendiri. Memang terkesan merepotkan, tapi kerepotan ini akan terbayar ketika melihat orang lain membaca buku kita.
Comments
Post a Comment