Lebaran identik dengan kunjungan keluarga. Kunjungan di rumah-rumah keluarga yang dituakan merupakan tradisi yang positif. Aktivitas berkunjung biasa digunakan untuk saling bertukar kabar.
Kali ini aku berkunjung ke salah satu saudara. Dia baru saja diterima menjadi dosen CPNS di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dia bercerita banyak hal tentang perjuangannya mencapai titik ini.
Suatu ketika ia pernah mengikuti job fair dan langsung diterima sebagai pegawai salah satu bank BUMN. Seiring berjalannya waktu, baru diketahui kalau ia menjadi bagian dari anak perusahaan bank tersebut, yaitu B** Insuranse.
Pekerjaan pertama itu malah membuat ibunya menangis. Bagaimana tidak, saudara saya ini harus membayar ke perusahaan sebesar 150 ribu setiap kali mendapatkan nasabah. Selain itu model penggajiannya sangat ditentukan oleh target nasabah yang diperoleh.
Model pekerjaan yang malah mengeluarkan uang seperti ini membuat budhe saya (ibu dari saudara saya) tidak rela. Bekerja itu harusnya dibayar kok malah membayar. Ini kerja apa dikerjain.
Pola kerja yang tidak biasa membuatnya bekerja di bidang lain. Saudara saya rela bekerja di bank milik pemerintah daerah yang hanya mensyaratkan kualifikasi S-1. Padahal pendidikan terakhirnya S-2.
Rencana Tuhan
Alhamdulillah usahanya berpindah-pindah pekerjaan dan bekerja tidak sesuai bidangnya berakhir indah. Kini ia menjadi dosen di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta setelah mengikuti tes CPNS tahun 2019. Bahkan kini sudah menikah dengan seorang dokter yang juga keterima CPNS di salah satu kabupaten di Jawa Tengah.
Tes CPNS yang dimana dia lulus merupakan tes CPNS kedua yang ia ikuti. Pada tes yang pertama tidak lulus karena nilai akhirnya hanya berada di peringkat ketiga. Satu tingkat di bawah formasi yang dibutuhkan. Padahal kalau nilainya sedikit lebih tinggi ia bisa menjadi salah satu dari dua orang yang kala itu lulus tes CPNS.
Hikmah dari cerita ini adalah dibutuhkan kesabaran dan kegigihan untuk memperoleh pekerjaan yang diharapkan. Kesabaran dalam menghadapi kegagalan dan mau menikmati pekerjaan lain sambil menunggu kesempatan. Selain itu dibutuhkan kegigihan untuk senantiasa belajar dalam rangka mempersiapkan diri mengikuti tes seleksi pekerjaan yang diidam-idamkan.
Sabtu, 8 Juni 2019
Comments
Post a Comment