Saya merenung tentang bagaimana caranya agar kita bisa termotivasi dalam menyelesaikan berbagai tugas kehidupan. Tugas kehidupan yang saya maksud seperti tugas-tugas sebagai anggota keluarga, masyarakat maupun organisasi bisnis. Banyaknya tugas itu membuat kita "malas" untuk menyelesaikannya. Bahkan muncul rasa malas untuk memikirkannya juga.
Banyak orang berkata kalau kita harus memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan. Namun kalau hanya sebatas memprioritaskan kebutuhan, kenyataannya kita akan sulit termotivasi. Kebutuhan sering membuat kita merasa selalu dituntut. Ada bayang-bayang kewajiban yang harus ditunaikan.
Kebutuhan menjadi hal yang harus terpenuhi. Hanya saja ketika kebutuhan menjadi hal pertama yang kita pikirkan, bisa jadi kita malah menjadi malas. Maka, saya tidak menggunakan pola pikir kebutuhan sebagai prioritas berpikir.
Kebutuhan menjadi hal nomor dua yang saya pikirkan. Nomor satunya adalah keinginan. Keinginan menjadi hal pertama yang saya pikirkan. Hanya dengan keinginan itulah gairah kita muncul kembali. Keinginan yang memicu kita untuk bersemangat dalam berkegiatan.
Sifat keinginan berbeda dengan kebutuhan. Pola pikir kebutuhan terkesan kaku. Belum lagi kalau kebutuhan itu kadang jauh dari apa yang sebenarnya kita inginkan. Sesuatu yang diinginkan merupakan sesuatu yang berasal dari dalam diri.
Keinginan memang terkesan mementingkan diri sendiri. Karena kepentingan diri sendiri inilah yang membuat kita lebih termotivasi. Namun kalau hanya fokus pada keinginan, ketidakseimbangan hidup akan terjadi.
Maka, ada beberapa tips agar kita tetap termotivasi dan keseimbangan hidup juga terjaga, yaitu:
1. Memulai hari atau merencanakan kegiatan dengan menuliskan apa yang benar-benar kita inginkan
2. Setelah itu, kita tuliskan kebutuhan apa yang harus kita penuhi -bisa juga berupa kewajiban yang harus ditunaikan.
3. Kini, kita memiliki dua daftar kegiatan, ada yang sesuai keinginan dan ada yang berdasar kebutuhan. Tugas kita saat ini menggunakan sesuatu yang berada di antara dua telinga-yaitu otak. Kita pilah dan pilih dari dua daftar kegiatan itu.
4. Kegiatan yang berasal dari dua daftar itu bisa dilebur, digabungkan bahkan disingkirkan dengan cara menyesuaikan dengan skala prioritas.
Harapannya, dengan mendahulukan keinginan kita bisa lebih termotivasi dalam menjalani hari. Agar tidak menjadi seorang manusia yang mengikuti keinginan -terjebak hawa nafsunya- kita butuh memperbandingkannya dengan kebutuhan. Proses memperbandingkan disini artinya kita menggunakan akal, nalar dan logika kita. Sehingga mengutamakan keinginan tidak selalu mengedepankan hawa nafsu.
Comments
Post a Comment