Featured Post
- Get link
- X
- Other Apps
Media Sosial Mengumpulkan Orang-orang Sejenis
Media sosial kini tidak lagi terdengar asing. Sebagian besar orang memiliki media sosial. Media sosial ini digunakan untuk menjalin hubungan satu sama lain. Media sosial menyajikan koneksi yang yaris tidak terbatas.
Koneksi atau hubungan yang terbentuk satu sama lain ini memunculkan berbagai macam komunitas. Komunitas-komunitas ini berkumpul dalam satu postingan tertentu. Namun lebih mudah dikenali ketika para pengguna yang saling berhubungan tergabung dalam satu grup.
Media sosial bersifat mengumpulkan orang-orang yang memiliki kesamaan. Kesamaan tersebut bisa berupa kesamaan hobi, kegemaran, idola, dan lain sebagainya. Sehingga muncul grup-grup di media sosial dengan judul, misalnya seperti ini. "Mancing Mania Wadaslintang," "Pemuda Jakarta," "Sherina Fans Club," dll.
Teman kita di media sosial pun dapat kita klasifikasikan dengan cara membuat sebuah postingan. Saya pernah memiliki cerita soal ini. Ceritanya begini.
Saya beberapa kali memposting video review buku "Sapiens." Teman-teman Facebook saya berkomentar di postingan tersebut. Ada yang sekedar bilang suka sampai yang mengkritisi isi ulasan saya.
Beberapa hari kemudian saya memposting video tentang bisnis. Teman-teman saya di media sosial yang menyukai bisnis pun memberikan responsnya. Responsnya bermacam-macam. Namun, benang merahnya sama. Yang komentar adalah orang-orang yang menyukai bisnis.
Dari dua jenis postingan di atas ada dua kesamaan. Pertama, orang-orang yang berkomentar memiliki kesamaan minat pada hal-hal yang disukai dan disetujui. Kedua, orang yang tidak suka terhadap postingan tersebut tidak memberikan respons. Fenomena inilah yang saya maksud sebagai media sosial mengumpulkan orang-orang yang memiliki minat dan pemikiran yang sama.
Sifat media sosial yang seperti itu memiliki dampak negatif. Dampak negatif yang paling berbahaya adalah adanya kecenderungan manusia untuk hanya mendapatkan informasi yang ia sukai dan setujui saja. Ini yang membuat pemikiran manusia tidak berkembang.
Selain itu, media sosial yang bersifat mengumpulkan orang-orang yang memiliki kesamaan minat membuat seseorang atau algoritma di media sosial mengetahui apa yang menjadi minat kita. Saking canggihnya, algoritma bisa membuat kita lebih mengenali diri kita daripada diri kita sendiri.
Pemahaman akan apa yang menjadi minat kita ini membuat kecenderungan ini bernilai komersial. Artinya bisa dimanfaatkan oleh para ahli marketing untuk menjadikan kita sebagai target market mereka. Pola iklan yang sesuai dengan kecenderungan minat membuat kita mudah "kepincut" dengan iklan.
Selain kekurangan di atas, kecenderungan minat dalam media sosial juga memiliki kelebihan. Salah satunya, kecenderungan ini dapat dimanfaatkan untuk menilai trend yang terjadi. Ini menjadi modal penting untuk bersifat arif dan bijaksana ketika melihat situasi yang mudah dan cepat berubah di dunia saat ini.
Borobudur, 13 Januari 2020
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment