Featured Post
- Get link
- X
- Other Apps
Optimalisasi Media Sosial Membutuhkan Banyak Sumber Daya
Saya tidak menyangka kalau media sosial dioptimalisasi membutuhkan sumber daya yang besar. Saya menyadari hal ini ketika saya mencoba untuk membuat "social media planning." Dari perencanaan tersebut sangat terlihat bagaimana pengelolaan media sosial itu dapat menguras waktu, biaya, dan pemikiran.
Awal ceritanya seperti ini. Saya punya resolusi dai tahun 2021 dimana bisnis saya akan saya optimalkan di media sosial. Saya berencana untuk merekrut karyawan khusus untuk mengurusi soalan ini. Bahkan kemarin saya berkeinginan untuk membuat media informasi berbasis media sosial (baca di: 2021: Tahun Baru, Bisnis Baru!).
Akan tetapi semangat saya mengendur dalam mewujudkan resolusi itu. Terutama dalam soalan biaya rekruitmen karyawan. Apalagi karyawan yang mengelola media massa yang berbasis media sosial itu. Karena saya merasa tidak mungkin satu karyawan bisa memegang admin dua brand berbeda. Kecuali karyawan yang direkrut benar-benar orang yang rajin, "gila sosmed," dan mau belajar marketing.
Agar dapat lebih memahami uraian saya di atas, saya akan mencoba menjelaskan uraian tugas yang diemban oleh admin media sosial. Admin media sosial yang rencananya akan direkrut berjumlah satu orang. Dimana dia nantinya akan memegang empat akun. Akun tersebut terdiri dari Facebook Fanspage, Facebook Profile, Instagram, dan Whatssapp. Bahkan saya masih berharap admin ini bisa membuat desain sederhana menggunakan Canva.
Dari keempat platform di atas pada intinya saya hanya membebankan tugas untuk melakukan promosi aktif dan pasif. Bentuknya ada dalam kegiatan memposting, membalas respon, memberi respon dan menjalin pertemanan. Pokoknya tugasnya saya buat "se-natural" mungkin.
Ke-naturalan dalam memainkan peran media sosial sebagai marketing untuk menghindari "cap" spam dari platform media sosial. Saya pernah beberapakali kena "suspend" atau penangguhan karena terlalu "nyepam." Bahkan sampai sekarang domain website bisnis saya masih belum bisa ditampilkan di dua platform media sosial yang saya gunakan.
Tampilan jobdes admin media sosial yang coba saya buat |
Runtutan "job description" harian itu coba saya hitung waktu yang dibutuhkan. Saya mencoba menghitung secara rinci berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas itu. Hasilnya cukup mengejutkan. Dengan standar waktu "tercepat," seorang admin membutuhkan waktu bekerja 410 menit atau hampir tujuh jam. Ini belum jika jumlah chatting membludak.
Sekarang saya menyadari bahwa media sosial bila dikelola secara profesional membutuhkan banyak sumber daya. Terutama waktu. Solusi terkait waktu dan job description sebenarnya bisa dengan penambahan karyawan. Penambahan karyawan hanya bisa dilakukan karena anggarannya mencukupi. Kalau tidak ya sudah, siap tampil "saktekane."
Perusahaan, organisasi atau lembaga pemerintah tidak bisa lagi memberikan tanggung jawab pengelolaan organisasi sebagai tugas tambahan. Karyawan yang sudah memiliki tupoksi tertentu di perusahaan tidak mungkin bisa "nyambi" mengelola media sosial perusahaan. Bila mau "nyambi" bisa-bisa tidak tidur supaya tugas-tugas pokoknya di perusahaan bisa tuntas.
Jadi, kita sekarang bisa memandang secara wajar. Mengapa perusahaan besar kini membentuk divisi baru. Divisi khusus yang mengelola media sosial. Biasanya divisi ini berada di bawah bagian humas atau public relation. Penamaan dan strukturnya pun kini telah berkembang. Ada orang yang bertugas sebagai Social Media Specialist, Social Media Planner, Social Media Evaluation, Social Media Designer, dll.
Akhirnya saya pun harus berani menantang diri untuk mewujudkan resolusi tahun 2021 ini!
Borobudur, 2 Januari 2020
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment