Featured Post
- Get link
- X
- Other Apps
Anda Mau Dibanding-bandingkan?
Apakah anda mau dibanding-bandingkan dengan orang lain? Kemungkinan jawabannya ada dua, antara mau atau tidak mau. Kedua pilihan jawaban itu pun pasti memiliki alasan.
Orang yang mau dibanding-bandingkan pun biasanya terdiri dari dua jenis sikap. Sikap pertama, Ia mau dibanding-bandingkan karena ia memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Ia merasa tudingan-tudingan orang tidak sesuai dengan dirinya. Lantas ia tidak terpengaruh atas upaya membanding-bandingkan itu.
Sikap kedua, orang mau dibanding-bandingkan karena ia tidak memiliki harga diri. Ia menerima "perbandingan-perbandingan" yang ditudingkan padanya. Tidak ada upaya menyangkal. Bahkan cenderung menerima dan menyetujui.
Dari dua contoh sikap di atas, kita bisa menarik simpulan. Mengapa orang tidak mau dibanding-bandingkan. Pertama, karena orang tersebut tidak memiliki kepercayaan diri. Atau yang kedua, orang tidak mau dibanding-bandingkan karena memiliki harga diri.
Wah wah, dari dua pilihan itu yang terbaik tentu yang kedua. Namun, lebih baik lagi kalau tidak mau dibanding-bandingkan karena memiliki kepercayaan diri tinggi dan harga diri. Kepercayaan diri dan harga diri untuk tidak dibanding-bandingkan akan semakin kuat bila memiliki standar perbandingan yang jelas.
Orang lain bukan standar pembanding yang jelas. Orang lain juga manusia. Manusia adalah makhluk yang dinamis. Makhluk yang rentang berubah karena banyak faktor. Makanya, orang lain bukan standar pembanding yang baik.
Lantas apa yang menjadi standar pembanding yang baik? Ya standar yang tidak pernah/mudah berubah. Contohnya, standar pembanding yang disebut "peraturan", "norma", atau "teori".
Peraturan menjadi pembanding yang "fair". Alasannya peraturan bersifat mengikat bagi semua orang. Apalagi peraturan ini berskala tinggi. Bisa berbentuk undang-undang atau peraturan pemerintah.
Norma juga pembanding yang jelas. Norma menjadi tolok ukur yang lahir dari kesepakatan tertulis maupun tak tertulis. Selain itu, norma juga "disepakati" oleh banyak orang.
Teori tetap saya masukkan ke dalam pembanding. Sebab teori itu diambil dari penarikan kesimpulan dari kejadian-kejadian khusus yang kemudian di-"umum"-kan. Jadi, bila ada kejadian di luar teori biasa disebut sebagai "fenomena".
Lalu, anda mau dibanding-bandingkan dengan orang lain apa tidak?
Rambeanak, 13 Oktober 2021
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment