Featured Post
- Get link
- X
- Other Apps
Belajar Efektif, Belajar Just in Time dan Belajar Just in Case
"Kesuksesan adalah pertemuan antara kemampuan dan kesempatan.”
Pernyataan di atas ada benarnya. Sebab, kalau mampu tapi tak memiliki kesempatan pasti tidak sukses. Sebaliknya, jika hanya memiliki kesempatan tapi tak mampu pasti tidak sukses juga.
Konsep di atas dapat diterapkan dalam hal belajar. Belajar Semua hal di dunia ini dapat dipelajari. Tapi tidak semua hal dibutuhkan untuk kesuksesan hidup. Oleh karenanya, diperlukan kecerdasan untuk memilah mana yang perlu dipelajari dan mana yang tidak.
Belajar menjadi sarana efektif untuk mengasah kemampuan. Aktivitas belajar dapat meningkatkan keterampilan. Keterampilan meningkat, kemampuan dan kompetensi pun turut meningkat.
Hanya saja kemampuan apa yang harus dipelajari harus disesuaikan dengan kesempatan. Butuh kemampuan prediksi untuk “menerka” kesempatan seperti apa yang akan muncul. Maka dari itu, ada pembagian “cara belajar” berdasarkan waktu pemanfaatannya.
Cara belajar berdasarkan waktu pemanfaatan ada dua, yaitu “belajar just in time” dan “belajar just in case”. Letak perbedaan keduanya ada pada kapan waktu belajar yang tepat. “Just in time” berarti belajar saat benar-benar dibutuhkan. Sementara itu, belajar just in case itu belajar hanya untuk berjaga-jaga. Berjaga kalau suatu saat dibutuhkan.
Jadi, belajar yang baik adalah belajar sesuatu yang benar-benar dibutuhkan dan apa yang kira-kira akan dibutuhkan di masa yang akan datang. Berikut ini saya sajikan cerita sebagai contoh.
Ada seorang dokter. Ia banyak belajar dan terus mengasah diri untuk mengenal berbagai jenis penyakit dan cara penanganannya. Ia belajar banyak hal. Bahkan belajar penyakit-penyakit yang belum tentu ia tangani. Contoh cerita ini adalah contoh cara belajar just in case. Belajar suatu hal yang mungkin akan terjadi.
Lain halnya dengan dokter satu ini. Ia belajar hanya pada penyakit yang ia temui. Dokter satu ini sangat efektif. Ia dapat menyelesaikan dan memberikan diagnosis yang tepat terhadap penyakit yang sering ditemuinya. Hanya saja ia kurang pandai ketika menemui penyakit yang tidak sering ia temui.
Kesimpulannya, belajarlah hal-hal yang pasti akan dihadapi. Belajar pada hal-hal yang membutuhkan penyelesaian. Baru kemudian belajar pada hal-hal yang mungkin akan dihadapi. Butuh kecerdasan khusus untuk memperkirakan apa yang mungkin terjadi. Tapi biasanya sesuatu yang terjadi ada “kaitannya” dengan apa yang terjadi saat ini.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment