Featured Post
- Get link
- X
- Other Apps
Cara Menulis Artikel ala Guru Besar UNY
Saya beruntung mengikuti Workshop Coaching Clinic Artikel Publikasi bagi Mahasiswa UNY. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Pusat Publikasi dan Berkala Ilmiah LPPM UNY ini menjadi ajang bagi saya untuk mengetahui proses kreatif seorang guru besar menulis. Proses kreatif para guru besar benar-benar saya nikmati pada acara yang berlangsung di Hotel UNY pada 4-5 Desember 2021.
Ada dua guru besar yang menampilkan cara menulis artikel. Keduanya memandu peserta mulai dari mengakses, mencari, dan merujuk jurnal. Cara keduanya sama. Awalnya membaca konsep umum terkait tema yang akan ditulis. Pencarian sederhana cukup menggunakan Google.
Langkah selanjutnya menuliskan point-point penting yang akan dikembangkan. Point-point ini mengandung kata kunci yang nantinya menjadi modal pencarian bahan artikel dari berbagai direktori jurnal. Kata kunci kemudian dimasukkan dalam kolom pencarian di Google Scholar dan Scopus. Dari pencarian ini peserta mendapatkan pengetahuan mengenai karakteristik dua mesin pencarian bahan akademik ini. Karakteristik ini akan saya tuliskan di blog pada besok pagi.
Tahap ini kita nikmati dengan download dan copy paste tulisan sesuai point tulisan. Saya menikmati proses ini. Setelah di-copy-kan, baru kemudian diparafrasekan. Jangan lupa cantumkan sumbernya. Pencantuman sumber atau sitasi ini dapat menggunakan Mendeley.
Kembali ke tulisan dua guru besar tadi. Semua proses di atas sudah dilalui. Eng ing eng. Tulisan jadinya amburadul. Antar paragraf tidak ada kaitannya sama sekali. Wes pokoke gak enak dibaca.
Ternyata, proses kreatif dua guru besar ini memang seperti itu. Hampir semua guru besar dalam hal menulis tidak langsung jadi. Tidak langsung runtut. Pasti masih amburadul.
Hanya saja, para guru besar ini melanjutkan dengan swa-sunting. Inilah proses "menjahit". Proses mengkoneksikan konsep-konsep yang ada. Baru kemudian lahir artikel yang benar-benar runtut. Artikel yang nyaman dibaca.
Akhirnya saya sadar. Memang betul, kalau mau menulis, ya menulis saja. Pokoknya tuliskan apa yang ada. Gabungkan berbagai tulisan. Baru kemudian diperbaiki secara perlahan. Proses perbaikan mau tidak mau harus menggunakan teknik membaca pemahaman.
Terima kasih Prof. Dr. Heri Retnawati, M.Pd. dan Prof. Dr. Siti Irene Astuti D, M.Si.
Hotel UNY, 5 Desember 2021
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment