Featured Post
- Get link
- X
- Other Apps
Keseimbangan Hidup Diraih dengan Ilmu Manajemen
Apakah anda pernah mengalami suatu peristiwa yang tidak mengenakkan? Yang mana hal tersebut disebabkan karena ketidaktahuan aturan main? Ketidaktahuan aturan ini yang membuat kita tidak memperoleh keseimbangan hidup.
Saya yakin kalau setiap orang pernah merasakan kehidupan yang tidak seimbang. Pengalaman yang paling mudah dapat ditemui pada orang-prang yang sudah bekerja. Orang tersebut sudah berkeluarga. Disini terlihat adanya dua tanggung jawab yang harus diembannya. Pertama sebagai seorang pekerja. Kedua sebagai seorang kepala keluarga.
Orang tersebut seringkali memprioritaskan pekerjaan. Waktunya habis untuk bekerja. Keluarganya tidak mendapatkan perhatian yang cukup. Ia tidak memiliki "tabungan hubungan" yang cukup dengan keluarganya. Eh, suatu ketika pekerjaannya mengalami kegagalan.
Di tengah kegagalan, pekerja ini membutuhkan hangatnya pelukkan keluarga. Tapi ia tidak dapat memperoleh hal tersebut. Sebab selama ini, keluarga diletakkan di urutan kedua setelah pekerjaan. Ketika semuanya tidak diperolehnya, ia baru sadar. Ternyata hidup membutuhkan keseimbangan. Dimana berbagai aspek kehidupan mendapat perhatian sehingga tidak ada yang terlewat satu sama lain.
Lantas, bagaimana cara memperoleh keseimbangan? Adakah bidang ilmu yang mempelajari hal ini? Hingga semuanya dapat berjalan secara seimbang dan tidak kehilangan hal-hal yang penting?
Saya pribadi menjawab pertanyaan di atas dengan "ilmu manajemen". Manajemen merupakan bidang keilmuan yang dapat digunakan untuk meraih keseimbangan. Sebab, ilmu manajemen berfokus pada upaya-upaya pengelolaan. Pengelolaan dilakukan mulai dari tahap perencanaan, implementasi sampai evaluasi.
Ada satu model manajemen yang bisa digunakan. Model ini cukup sederhana. Sangat powerfull ketika diterapkan dalam proses peningkatan kemampuan. Kebanyakan ahli menyebut siklus model manajemen ini dengan istilah PDCA. Plan, Do, Check dan Act.
Siklus tersebut diawali dengan perencanaan. Hal-hal yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan direncakan. Perencanaan itu kemudian diterapkan dengan proses pengerjaan. Proses ini kemudian diperiksa. Bila memungkinkan, dilakukan perbaikan. Baru setelah "sempurna", masuk ke proses pengerjaan yang lebih besar, yaitu aksi.
Bila tahapan tersebut selalu dilakukan, kita akan melakukan berbagai refleksi. Refleksi ini yang kemudian menjadi sarana untuk mengetahui apakah kita sudah mencapai keseimbangan atau belum. Keseimbangan ini berupa kemampuan untuk menimbang mana yang penting dan mana yang tidak. Hal-hal tersebut kemudian diperbandingkan dengan tenggat waktu.
Suatu perkara dianggap penting bila memiliki kesesuaian dengan tujuan. Sementara itu, suatu perkara dianggap mendesak jika perlu segera adanya sentuhan tindakan. Situasi akan menjadi tidak nyaman jika semua perkara itu penting. Dan yang penting itu semuanya mendesak. Perlu dikerjakan bersama-sama.
Ketika semua hal dianggap penting dan perlu penyelesaian bersama, maka diri kita akan stress. Sebab tidak akan terjadi keseimbangan. Hidup ini akan berat sebelah. Ini terjadi karena keterdesakan. Seringkali keterdesakan ini yang menimbulkan hilangnya fokus.
Keseimbangan yang baik hanya dapat diraih jika perkara-perkara penting itu berada di posisi ketidakterdesakan. Maka dibutuhkan keterampilan untuk memilah. Pemilahan ini dapat dilakukan di tahap perencanaan. Seseorang semakin mahir memilah dan memilih ketika siklus ini sering diterapkan.
Siklus yang dimaksud adalah model manajemen PDCA. Dimana kita perlu membiasakan diri untuk merencanakan segala sesuatu. Melaksanakan apa yang direncanakan. Memeriksa apa yang dilaksanakan. Dan melakukan aksi berdasarkan hasil pemeriksanaan.
Borobudur, 28 Oktober 2022
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment